JEMBRANA – ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang menyiapkan sebanyak 48 armada kapal menjelang momen Natal 2022 dan tahun baru 2023 (Nataru). Dari jumlah tersebut, 28 armada akan digunakan untuk pola operasi normal dan 20 armada lainnya akan standby untuk mengantisipasi terjadi kepadatan kendaraan.
Puluhan armada tersebut disediakan untuk memfasilitasi wisatawan yang hendak menyeberang dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana. Tak hanya itu, skema penambahan trip kapal juga disiapkan jika antusiasme warga yang menyeberang melalui Selat Bali membeludak.
“Angkutan penyeberangan pada saat Nataru kami sudah menyiapkan dari jauh-jauh hari, serta sudah menyiapkan sarana dan prasarana agar arus lalu lintas di darat dan laut lancar,” ungkap General Manajer PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, Muhammad Yasin dikonfirmasi, Kamis (22/12/2022).
Yasin menjelaskan, 28 armada yang disiapkan untuk pola normal berdasarkan pertimbangan kapasitas kedatangan kendaraan yang berimbang dengan kepergian. Jika terjadi antrean kendaraan di pelabuhan, maka 28 armada lainnya akan dioperasikan. “Kita sudah stand by-kan 20 armada selain 28 armada yang sudah beroperasi normal,” imbuhnya.
Yasin menyebut penambahan trip kapal akan dilakukan seandainya terjadi kepadatan kendaraan. Saat kondisi normal, jumlah pelayaran dari Ketapang ke Gilimanuk sebanyak 214 trip. “Maka saat arus lalu lintas kendaraan yang akan menggunakan jasa penyeberangan padat, maka trip ditambah,” jelasnya.
Waktu bongkar muat atau port time juga dikurangi. Saat kondisi normal, port time disediakan dalam waktu 45 menit. Nantinya, jika arus lalu lintas padat, waktu bongkar muat akan dikurangi menjadi 30 menit untuk mempercepat penyeberangan.
“Kami siapkan sarana, prasarana, serta pengaturan kapal agar tidak terjadi antrean di pelabuhan,” ujarnya.
Terpisah, Kapolres Jembrana, AKBP I Dewa Gde Juliana mengatakan, salah satu fokus dalam pelaksanaan libur Nataru adalah saat arus balik. Sebab, kendaraan diprediksi Bali dalam waktu bersamaan sehingga berpotensi menimbulkan kemacetan.
“Kami juga pengamanan akan difokuskan pada objek-objek vital seperti Pelabuhan Gilimanuk, seluruh Gereja di Jembrana serta di pusat kegiatan pada malam tahun baru,” papar Dewa Juliana.
Dewa Juliana menjelaskan, Pelabuhan Gilimanuk menjadi fokus pengamanan sebagai pintu masuk Bali melalui jalur darat. Selain mencegah gangguan keamanan di Bali, lalu lintas juga turut menjadi perhatian.
“Kami sudah siapkan pola pengamanan serta pengaturan arus lalu lintas. Diharapkan dengan adanya pola-pola tersebut, seluruh kegiatan selama Nataru berjalan lancar dan aman,” tandasnya. (iws/has/dtc)