Jumat, Januari 24, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Solusi Kemacetan Canggu dari Pengamat Tata Ruang

BADUNG – Pengamat tata ruang Bali sekaligus dosen Teknik Arsitektur Universitas Udayana, Putu Rumawan Salain turut mengomentari kemacetan lalu lintas seiring berkembangnya pariwisata di Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali. Menurutnya, penataan jalan di kawasan tersebut harus ditangani dengan serius.

Rumawan menilai, rencana pemerintah Kabupaten Badung membuat shortcut untuk mengurai kemacetan di Canggu hanya menjadi salah satu alternatif. Ia pun membeberkan solusi atau alternatif lainnya seperti under pass, jalan model auto ringroad, hingga jalan layang.

“Jalan itu tidak hanya dilalui oleh pariwisata tetapi oleh para komuter. Artinya, penduduk yang bekerja ke daerah Tabanan, ke Nusa Dua, Tanah Lot atau Denpasar atau sebaliknya,” kata Rumawan kepada detikBali, Minggu (18/12/2022).

Rumawan menyayangkan masifnya pembangunan seperti vila dan restoran di kawasan Canggu. Keberadaan berbagai fasilitas penunjang pariwisata itu turut berkontribusi terhadap padatnya kendaraan di jalanan Canggu.

“Itu kalau kita lihat adanya Atlas itu juga memberi beban. Kontribusinya dia kepada kita tidak langsung, paling pajak bangunan, pajak bumi dan bangunan. Beban-beban orang yang melalui jalan itu kan dia tidak mau tau. Jadi, inilah menurut saya harus ada kontribusi, bekerja bareng seluruh pengusaha di situ, bergerak bersama-sama dengan pemerintah dan masyarakat mengupayakan suksesnya shortcut ini,” imbuhnya.

Menurut Rumawan, pembangunan shortcut itu juga harus diikuti dengan penataan ruang yang tepat. Alternatif lain untuk mengurai kemacetan di Canggu adalah dengan membangun jalan model under pass. Misalnya di pertigaan Tibubeneng-Raya Canggu.

“Ahli transportasi mungkin bisa memberikan itu, kalau saya kan hanya dari segi penyusunan konsep orang lapanganlah. Kalau sulit dengan shortcut karena banyak mengambil lahan orang, underpass mungkin kena tanah (juga), tapi tidak terlalu banyak,” imbuhnya.

Selain under pass, dia pun menawarkan pembangunan jalan model auto ringroad. Menurutnya, jalan dengan model auto ringroad di Canggu memungkinkan karena kawasan tersebuT kini sudah menjadi submit utama yang mengalahkan kawasan Kuta, Legian ke Batu Belig. Dia kemudian mencontohkan kawasan Hardrock Kuta.

“Titik-titik inilah yang harus dihubungkan jalan di sepanjang bibir pantai setelah memenuhi sempadan pantai,” ungkap dia.

Rumawan mendorong adanya layanan transportasi publik menuju Canggu. Ia juga menyinggung studi tentang pembangunan kereta listrik atau trem. Selain itu, pilihan terakhir menurutnya adalah membangun jalan layang.

“Trem belum pernah ada. Saya pernah menulis tahun 96, itu trem seperti di Sydney namanya monorel. Tidak banyak menggunakan lahan, bisa (dibuat) melayang seperti tol di Benoa. Kalau disetujui menggunakan seperti itu, tidak ada lahan yang dihancurkan,” bebernya.

“Itu the last chance. Kita lihat setelah tadi jalan di pinggir pantai, kalau mau berseberangan ikut ada trem bagus sekali, apalagi tremnya tidak ada suara, tidak bising, lalu bus yang ada untuk metronya itu listrik. Bali jadi sorganya bener itu,” pungkas dia.

Sebagaimana diketahui, Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Badung akan menata jalan di kawasan Canggu. Pembangunan shortcut di beberapa titik seperti di Jalan Raya Canggu- TIbubeneng, Batu Belig, Pantai Berawa, Canggu dan sekitarnya, diharapkan dapat mengurai kemacetan di kawasan tersebut. (iws/has/dtc)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER