NUSA DUA – Kementerian Perdagangan RI, melaksanakan Rapat Kerja (Raker) Tahun 2022, di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis (10/3), dalam membantu pemulihan perekonomian Pulau Dewata, yang telah dua tahun terpuruk akibat pandemi Covid-19.
“Kami selalu senang kalau acaranya di Bali. Semoga apa yang kami laksanakan hari ini menjadi awal yang baik untuk Bali reborn,” ujar Menteri Perdagangan RI Muhammad Lutfi.
Terkait dengan sektor perdagangan, Mendag menyebut 2022 sebagai tahun yang sangat berat. Selain masih berkaitan dengan dampak pandemi, pecahnya perang Rusia-Ukraina juga sangat mempengaruhi sektor perdagangan. Kendati berat, ia mengajak jajarannya agar tetap optimistis dan kompak. “Tantangan lebih berat dan kompleks, tapi pasti bisa kita selesaikan,” ujarnya.
Dalam sektor perdagangan, Mendag Lutfi ingin memperkuat posisi Indonesia sehingga bisa ‘mendikte’ dunia serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sekjen Kemendag Suhanto menambahkan bahwa, baru pertama kali rapat kerja kementeriannya digelar di luar Jakarta. Menurutnya, ini merupakan bukti konkret dukungan Kemendag RI untuk percepatan pemulihan ekonomi Bali.
Disebutkannya, raker selama 2 hari dari tanggal 10 hingga 11 Maret 2022 dilaksanakan dengan pola hybrib (daring dan luring) dengan total peserta sebanyak 400 orang dari pejabat eselon 1, eselon 2 dan staf ahli di lingkungan Kemendag.
Raker mengusung tema Transformasi Struktural Perdagangan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional, mendapat apresiasi dari Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Aace).
“Terima kasih dan rasa syukur, karena banyak komponen yang peduli terhadap Bali. Terlebih, per 7 Maret 2022, pemerintah mulai menerapkan kebijakan bebas karantina dan Visa on Arrival (VoA) bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dari 23 negara yang masuk Bali,” ucap Wagub.
Menurutnya, kebijakan ini diikuti dengan mulai bergairahnya maskapai dengan rute penerbangan internasional membawa penumpang ke Bali. “Tercatat 11 penerbangan internasional sudah masuk Bali. Tentu hal ini memompa semangat pelaku usaha kami di Bali,” ucapnya.
Guru Besar ISI Denpasar ini menginformasikan bahwa Bali adalah daerah yang mengalami dampak terparah akibat pandemi Covid-19. Selama dua tahun, ekonomi Bali mengalami kontraksi yaitu minus 9,31 persen di tahun 2020 dan minus 2,47 persen di tahun 2021.
“Situasi ini menjadi bahan evaluasi bagi Pemprov Bali untuk melakukan transformasi di bidang ekonomi,” jelasnya.
Di hadapan peserta rapat, Wagub Cok Ace menginformasikan bahwa Gubernur Bali Wayan Koster telah merancang konsep Ekonomi Kerthi Bali (EKB). Tujuannya menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali dengan memperhatikan potensi alam, manusia dan kebudayaan lokal Bali, terutama di sektor pertanian, kelautan dan kehutanan dan industri kerajinan rakyat branding Bali.
Dalam konsep EKB, sektor pariwisata ditempatkan pada posisi ke-6, sementara sektor pertanian dalam arti luas termasuk peternakan dan perkebunan pada posisi pertama dan disusul sektor kelautan/perikanan pada posisi kedua. Sedangkan sektor industri dan Industri Kecil Menengah (IKM) dan Koperasi ditempatkan pada posisi ke-3 dan 4, disusul sektor ekonomi kreatif dan digital pada posisi lima.
“Sebelumnya kita terlalu tergantung dari pariwisata, di mana 54 persen PDRB Bali bersumber dari sektor itu. Ketika pariwisata terpuruk, ekonomi kita juga ambruk,” imbuhnya.
Mengakhiri sambutannya, ia menyampaikan selamat menggelar rapat kepada jajaran Kemendag RI. Panglingsir Puri Agung Ubud ini berharap, Bali memberi vibrasi positif untuk menghasilkan rumusan kebijakan yang bermanfaat bagi kemajuan di bidang perdagangan. Selain itu, para peserta diharapkan meluangkan waktu untuk berwisata menikmati keindahan alam Pulau Dewata.
Selain itu, Raker juga diikuti Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan dari seluruh Indonesia. Pembukaan Raker ditandai penekanan tombol sirine oleh Mendag Lutfi didampingi Wagub Cok Ace dan sejumlah undangan. (WIR)