BANGLI – Dalam pelaksanaan penerimaan peserta rehabilitasi pada Lapas Narkotika (Lapastik) Kelas IIA Bangli, Tim Kesehatan dan Tim Pokja Rehabilitasi Lapastik Bangli melaksanakan test urine terhadap 60 orang warga binaan. Terdiri dari 50 residen rehabilitasi sosial dan 10 residen rehabilitasi medis.
Kegiatan tersebut bertempat di ruang Poliklinik Lapas Narkotika Bangli pada Selasa (07/02). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program rehabilitasi yang akan dilaksanakan pada tahun 2023 ini. Di mana dari hasil tes urine ini akan dijadikan penilaian dalam perkembangan peserta rehabilitasi nantinya.
Sebelum kegiatan test urine ini dilaksanakan, sebelumnya sudah dilakukan skrinning dan assessment awal untuk menentukan 60 residen rehabilitasi tahun 2023.
Kepala Lapas Narkotika Bangli, Agus Pritiatno dalam penjelasannya menyampaikan bahwa test urine ini dilakukan sebagai salah satu langkah awal kita dalam penentuan calon residen rehabilitasi, dan sebagai bentuk komitmen dalam mewujudkan Lapas Narkotika Bangli BERSINAR (Bersih Dari Narkoba).
Test urine ini merupakan salah satu langkah awal dalam penentuan calon residen rehabilitasi Lapas Narkotika Bangli untuk tahun anggaran 2023 ini. “Dan hal ini merupakan satu bukti keseriuasan kami dalam pemberantasan peredaran narkoba di dalam Lapas,” tegas Agus Pritiatno.
Lebih lanjut dikatakan Kalapas, dari hasil test urine tersebut ke 60 orang warga binaan tersebut menunjukan hasil negatif narkoba. “Dari 60 warga binaan calon residen rehabilitasi yang telah menjalani test urine hari ini, seluruhnya menunjukan negatif narkoba,” ujarnya.
Nantinya pelaksanaan test urine ini akan terus dilakukan secara berkala yaitu pada pertengahan dan akhir program rehabilitasi. “Sehingga para Warga Binaan (WBP) benar-benar bersih dan pulih dari narkotika, baik sebelum maupun sudah direhabilitasi,” ungkap Agus Pritiatno.
Sementara itu salah satu peserta rehabilitasi, MR Gasim saat dikonfirmasi seusai kegiatan test urine mengungkapkan, kalau sudah sesuai aturan dan ketentuan mesti kami jalani. Kami tidak ingin melanggar aturan, apalagi dalam hal ini menuju ke rehabilitasi.
“Sempat sih khawatir dan deg degan, beruntung setelah ditunjukan hasilnya kami semua negatif,” terang Gasim (009)