DENPASAR – Mabes Polri mengambil alih kasus penipuan robot trading Fahrenheit yang semula ditangani Polda Bali. Sebab, korban robot trading itu bukan hanya di Bali.
“Penanganan laporan para nasabah selanjutnya ditangani Mabes Polri,” kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Syamsi, Kamis (17/3/2022).
Menurut Syamsi, penyelidikan kasus diambil alih Mabes Polri karena korban robot trading Fahrenheit dari beberapa daerah di Indonesia.
Di Mabes Polri, penyelidikan ditangani langsung oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim. Polda Bali selanjutnya akan membantu dan menunggu petunjuk.
Diberitakan sebelumnya, puluhan korban robot trading Fahrenheit melapor ke Polda Bali awal pekan ini. Mereka melaporkan bos Fahrenheit Hendry Susanto.
Di Bali, korban penipuan berkedok investasi itu diduga mencapai seribuan orang. Nilai investasi yang mereka tanamkan bervariasi. Bahkan ada satu korban yang menaruh modal hingga 1.500 dollar AS.
Puluhan orang diduga korban penipuan robot trading berkedok investasi mendatangi Polda Bali, Senin(14/3/2022). Mereka melaporkan bos Fahrenheit.
Rombongan korban tiba di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Bali sekitar pukul 09.30. Tiba di lantai tiga, mereka diterima petugas sentra pelayanan kepolisian terpadu (SPKT). Menjelang siang, korban yang datang bertambah.
“Kami minta polisi segera bertindak agar dana kami semua bisa segera kembali,” kata Beny Kurniawan, salah satu perwakilan korban.
Dia mengaku telah menginvestasikan dana 5.000 dolar Amerika atau setara Rp80 juta dan kini modal itu lenyap. Owner Fahrenheit yang coba dihubungi juga tidak merespon lagi.
Richard Tios, korban lainnya kehilangan modal 37.500 dolar Amerika. “Saya emosi sekali dan meminta polisi segera menangkap pelaku,” ujarnya.
Murni Wiyati, korban lainnya mengatakan korban robot trading Fahrenheit di Bali mencapai sekitar 1.000 orang dari berbagai kalangan. Korban terbesar menanamkan modal 1.500 dolar Amerika. (net)