BADUNG – Peternak ayam petelur di Kabupaten Badung, Bali, menjerit lantaran harga pakan ayam meroket. Kenaikan itu menjadi biang kerok mahalnya harga jual telur ayam di pasaran. Sementara itu, permintaan terhadap telur ayam juga sedikit.
I Gusti Nyoman Sumandita (58), salah satu peternak ayam petelur di Badung mengakui harga telur sedang naik. Meski begitu, peternak asal Banjar Tengah, Desa Getasan, Kecamatan Petang, ini mengaku tidak meraup untung banyak.
Sumandita menuturkan harga pakan ternak saat ini sudah bikin biaya produksi membengkak. Satu sak pakan ayam dengan berat 50 kg dihargai Rp 350 ribu atau membengkak Rp 20 ribu dari sebelumnya. Di sisi lain, ia butuh tiga sak pakan ternak setiap hari.
“Jadi untuk biaya pakan saja hampir Rp 1 juta setiap hari. Sedangkan peternak cuma dapat 13 kerat telur ayam per hari. Itu baru dibeli pengepul setiap lima hari sekali 100 kerat yang diambil (dibeli),” tutur Sumandita, Rabu (24/5/2023) sore.
Pantauan detikBali, harga telur ayam di pasaran saat ini lebih mahal Rp 2.000 dari sebelumnya. Telur ukuran sedang kini dijual mulai Rp 48 ribu per kerat, telur besar Rp 50 ribu per kerat, dan telur ayam super Rp 52 ribu per kerat. Satu kerat berisi 30 butir telur.
Sumandita menyebut kenaikan harga telur terjadi sejak sepekan lalu. Menurutnya, banyak peternak yang gulung tikar lantaran harga telur pernah anjlok.
“Harga makanan ayam itu yang mahal bikin banyak yang tidak lanjut. Stok telur di pasaran jadi sedikit, harga telur mahal, sedikit juga yang mau beli,” imbuhnya seraya berharap harga pakan kembali stabil.
Salah satu pedagang telur di Pasar Sempidi, Kecamatan Mengwi, Badung, Ni Made Romen (74) menyebut harga telur per kerat dibeli dari pengepul seharga Rp 54 ribu. Kenaikan ini diakui bertahap mulai dari Rp 50 ribu – Rp 52 ribu selama sepekan.
“Saya dulu bisa jual enam kerat setiap hari. Sekarang berani ambil tiga kerat saja karena orang jarang mau beli telur karena mahal,” tutur Romen. Kenaikan itu juga dibenarkan pedagang lainnya, Ketut Ayu (60) yang hanya berani mengambil tiga kerat telur ayam di pengepul.
Dilansir dari detikFinance, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sebelumnya mengakui harga telur ayam naik tajam. Pria yang akrab disapa Zulhas itu menyebutkan salah satu penyebab kenaikan harga telur ayam adalah akibat banyaknya pengusaha telur yang bangkrut.
Lantaran penjual telur berkurang, stok di pasar pun ikut berkurang dan harga telur ayam mahal. Dia menyebut pengusaha bangkrut karena selama ini harga telur terlalu murah.
“Ya harga telur memang naik itu kan selama ini karena banyak sekali pengusaha telur itu tutup, bangkrut. Karena harganya selama ini terlalu murah, bahkan Lebaran saja Rp 25 ribu, bangkrut orang. Karena dia harus jual Rp 28 ribu,” kata Zulhas di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (22/5/2023). (iws/nor/dtc)