BALI – Pertemuan tingkat regional Asia-Pasifik tentang Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan atau Education for Sustainable Development (ESD) berlangsung di Bali, selama tiga hari (12-14 Juni 2023).
Kegiatan yang dihadiri 21 negara tersebut, digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), berkolaborasi dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) dan Pemerintah Jepang.
“Pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan memperkuat kerjasama antarnegara dalam rangka mengembangkan pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan di Asia-Pasifik,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (PDM), Iwan Syahril.
Dia menjelaskan, melalui Kurikulum Merdeka yang digulirkan Kemendikbudristek sejalan dengan konsep ESD. Karena, kurikulum merdeka sangat fleksibel, salah satunya siswa didorong untuk melakukan pembelajaran relevan dengan kehidupan nyata dan berkelanjutan di masyarakat.
“Selain itu, prinsip profil Pelajar Pancasila yang juga memotivasi siswa menjadi bagian dari warga negara global (global citizenship),” ucap Iwan.
Senada dengan itu, Ketua Harian KNIU, Itje Chodidjah yang menyatakan bahwa tujuan utama dari konferensi ini yaitu menciptakan ruang berbagi inisiatif praktik baik yang telah dilakukan oleh 14 negara di Asia-Pasifik termasuk Indonesia.
“Hasil dari pertemuan ini akan menjadi patok banding untuk Indonesia lewat KNIU, melakukan kurasi berbagai praktik baik tentang ESD dari Sabang hingga Merauke,” ujar Itje.
Dia menegaskan, pertemuan tersebut juga menjadi sarana berbagi praktik baik tentang ESD di Indonesia. Dan nantinya akan ditampilkan kepada dunia pada forum Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) Tahun 2030.
Sementara itu, mewakili Pemerintah Jepang, Assistant-Secretary General Japanese National Commission for UNESCO, Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT), Fumie Hara mengungkapkan, pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan menjadi hal yang sangat penting dalam upaya menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Asia-Pasifik.
Pertemuan Pendidikan Asia-Pasifik untuk Pembangunan Berkelanjutan 2023 ini bukan hanya mempertemukan insan pendidikan dan ahli dari berbagai negara, namun juga berbagai pemangku kepentingan lainnya termasuk perwakilan pemerintah, mitra PBB, organisasi pengembangan internasional, organisasi masyarakat sipil, lembaga akademik dan penelitian, pendidik, pemuda, dan Yayasan dalam upaya untuk mempercepat implementasi pendidikan untuk pembangunan yang berkelanjutan di Asia-Pasifik.
Ditambahkan Programme Specialist, UNESCO ED/PSD/ESD, Mark Manns .enyatakan bahwa, UNESCO terus mendorong negara anggotanya mengimplementasikan ESD di dalam kurikulum dan kebijakan nasional sekaligus saling berjejaring dan bekerja sama.
Hasil dari Pertemuan ESD-Net 2030 Asia-Pasifik ini akan menjadi masukan berharga untuk diskusi di Pertemuan ESD-Net 2030 global yang akan diadakan di Jepang pada bulan Desember 2023. Hal ini akan memainkan peran penting dalam membentuk arah masa depan pendidikan di wilayah Asia-Pasifik.(WIR)