DENPASAR – Ketua Perkumpulan Filateli Bali, Gede Ngurah Surya Hadinata mengatakan, meskipun sudah masuk era digital, namun filateli masih tetap eksis. Bahkan selalu ada keluaran baru setiap tahunnya.
“Perangko ini merupakan benda seni, perekam sejarah maupun investasi. Tujuan kami, bagaimana nilai-nilai positif dari filateli ini dikenal oleh generasi muda,” kata Gede Ngurah, di Pameran Denpasar Philately Exhibition (Denphex) tahun 2022, Selasa (29/3).
Sementara itu, untuk jumlah anggota perkumpulan perangko yang aktif di Bali sebanyak 75 orang. Ada puluhan ribu keping filateli dipamerkan di Gedung Dharmanegara Alaya Kota Denpasar, Bali.
Dalam acara pameran yang digelar 29 Maret hingga 2 April 2022, dibuka Walikota Denpasar, IGN. Jaya Negara ditandai penandatanganan prangko yang kemudian dilanjutkan peninjauan arena pameran.
“Kami menggelar pameran yang diikuti oleh 40 orang kolektor. Untuk koleksi yang dipamerkan paling tua tahun 1864 sampai tahun 2022,” kata Gede Ngurah.
Ia mengatakan, ada banyak tema yang dipamerkan. Mulai dari tema Mahabharata, Ramayana, surat-surat Hindia Belanda, Bali tempo dulu, hingga filateli bertema politik.
“Sudah ada perangko yang memecahkan rekor untuk satu kepingnya bernilai sampai miliaran rupiah. Bahkan ada yang menyentuh harga Rp 8 miliar untuk satu keping perangko,” katanya.
Sementara untuk di Indonesia yang termahal terjual satu keping perangko dengan harga Rp2 miliar. Namun diakuinya, sejak pandemi Covid-19, secara umum kegiatan pelelangan perangko mulai turun, tetapi secara nilai perangko tetap tinggi.
Dirinya mengatakan, keberadaan prangko yang Masih Bertahan di Era Digital ini, terlihat dari Puluhan Ribu Filateli atau Prangko dipamerkan di Denpasar. Dari ribuan koleksi yang dipamerkan terdapat pranko yang tertua yakni Tahun 1864.
Sementara itu, Walikota Denpasar, I.G.N Jaya Negara mengatakan, masyarakat masih banyak yang belum menyadari, bahwa prangko, bukan hanya berperan sebagai pelengkap dalam pengiriman surat menyurat.
“Lebih dari itu, prangko juga dapat merepresentasikan kekayaan suatu bangsa. Baik itu kekayaan alamnya, seni budaya, maupun sejarah yang dimiliki oleh bangsa tersebut,” katanya.
Sehingga selain dapat menjadi benda koleksi bernilai tinggi, prangko juga bisa dijadikan sarana eksibisi persahabatan filatelis antar daerah bahkan antar negara. Karena dibalik keindahan serta nilai intrinsik yang dimiliki oleh sebuah prangko, dapat mencerminkan jati diri suatu bangsa.
“Hal ini tentunya sejalan dengan salah satu misi yang dimiliki Kota Denpasar, yakni penguatan jati diri dan pemberdayaan masyarakat berlandaskan kebudayaan Bali,” ucapnya
Ia mengatakan, pada 29 maret 2022 merupakan hari yang berbahagia bagi pegiat filateli. Selain, merupakan peringatan hari filateli nasional, pada tanggal ini pula perkumpulan filatelis Indonesia (PFI) genap berumur 1 abad atau 100 tahun.
“Ini jelas merupakan perjalanan yang sangat panjang, dan tentunya tidak lah mudah, mengingat harus dilalui di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini,” ucapnya.
Pihaknya memberikan apresiasi kepada perkumpulan filatelis Indonesia, khususnya pengurus daerah Provinsi Bali atas terselenggaranya Denpasar Philately Xxhibition yang ke-6 tahun 2022. (WIR)