BADUNG – Kepala Unit Pasar Badung, Bali, Anak Agung Ngurah Wijaya Kusuma menyampaikan harga sejumlah komoditas pokok mulai naik menjelang Hari Raya Galungan.
Wijaya Di Denpasar, Rabu, menjelaskan bahwa harga telur saat ini Rp56.000 per krat, naik Rp1.000 dari hari kemarin, canang sari Rp25.000 per 25 buah dari hari sebelumnya Rp20.000, dan tomat Rp8.000 per kilogram naik Rp1.000.
Meski ada kenaikan, Wijaya menyebut lonjakan ini tidak terlalu signifikan, karena yang harus diantisipasi adalah kondisi 2-3 hari menjelang Hari Raya Galungan yang jatuh pada Rabu (2/8) mendatang.
“Biasanya h-3 atau h-2 pasti ada kenaikan tapi tidak signifikan. Biasanya untuk telur dan daging, saat ini masih standar tapi kalau Galungan biasanya naik Rp2.000-an ya tergantung permintaan,” kata dia.
Untuk mengantisipasi lonjakan saat hari raya, Pasar Badung secara rutin menggelar operasi pasar, seperti contohnya pada hari ini di mana komoditi yang harganya naik mampu ditekan di operasi pasar yaitu telur yang dijual Rp53.000 per krat.
Pasar yang kerap didatangi wisatawan mancanegara ini juga berhasil menstabilkan harga bumbu-bumbu seperti bawang putih dan cabai rawit yang bertahan selama dua hari di harga Rp40.000 per kilogram.
Sebagai pengelola, Wijaya berharap harga di pasar tetap stabil sehingga melancarkan kebutuhan pembeli tanpa merugikan pedagang.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Denpasar Ida Bagus Mayun Suryawangsa menambahkan bahwa antisipasi melalui operasi pasar dan bazzar pangan telah digencarkan selama dua minggu terakhir.
Di mana umumnya khusus untuk Hari Raya Galungan komoditi yang banyak diburu masyarakat Bali adalah bumbu-bumbu dan kebutuhan upakara.
“Kalau Galungan biasanya bahan pangan strategis untuk kegiatan upakara, buah dan bumbu-bumbu karena ada tradisi mebat ngelawar. Puncaknya tingginya permintaan kira-kira Senin (31/7) karena pelaksanaan kegiatan puncaknya Selasa,” ujar Mayun.
Terkait bahan upakara seperti canang sari dan bunga, menurutnya, wajar terjadi kenaikan harga, karena bersifat temporer pada hari-hari tertentu.
Kebutuhan upakara satu ini menurut Mayun akan tetap diincar masyarakat sehingga ketika masuk dalam jajaran penyumbang inflasi maka tak dapat dicegah, dan kondisi tersebut tak akan berlangsung terus menerus. (ant/sb)