JAKARTA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan ada tiga masalah yang menyebabkan produksi beras dalam negeri turun.
Pertama, cuaca panas ekstrem atau El Nino yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan.
“Ada tiga hal yang menyebabkan produksi kita turun, yang pertama ada El Nino. Sekarang ini terjadi krisis pangan dunia, krisis pangan dan energi juga terjadi di Indonesia. Ada El Nino yang terjadi di negara kita cukup dahsyat, gorila El Nino. Ini kekeringan berkepanjangan sampai Juni, ink belum berakhir,” kata Amran dalam acara Apel Siaga Pengamanan Pasokan dan Harga Jelang Idul Fitri 2024, di Kantor Perum Bulog Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (1/4/2024).
Penyebab kedua soal penyaluran pupuk yang turun 50% dari kebutuhan. Penurunan pasokan pupuk ini disebabkan oleh harga yang telah meningkat dua kali lipat.
“Harga bahan baku, pupuknya naik dua kali lipat, sehingga volume turun 50%,” jelasnya.
Penyebab ketiga adalah regulasi distribusi pupuk ke petani. Sebelumnya, petani bisa mendapatkan pupuk bersubsidi hanya dengan kartu tani.
Amran mengatakan untuk merubah itu akhirnya dia mencabut peraturan menteri pertanian (Permentan) tentang regulasi penyaluran pupuk subsidi. Kini, semua petani bisa mendapatkan pupuk subsidi hanya dengan menunjukkan KTP.
“Ini ada regulasi pengambilan pupuk dengan kartu tani, tidak semua petani memiliki kartu tani, karena remote area seperti Papua, Kalimantan perbatasan, Sulawesi tidak mampu mengambil pupuk sehingga ada 20% saudara kita tidak bisa mengambil pupuk. Artinya 20% ini berpengaruh pada produksi,” jelasnya.
Amran mengatakan kini anggaran untuk pengadaan pupuk bersubsidi sudah dinaikkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Rp 20 triliun. Jumlah pupuk yang diadakan dari sebelumnya 4,7 juta ton menjadi 9 juta ton. (*/dtc/sb)