BADUNG – Perencanaan keuangan adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang melalui pengelolaan keuangan yang terencana. Tujuan yang ingin dicapai meliputi persiapan pernikahan, memiliki rumah dan kendaraan pribadi, kesiapan biaya pendidikan anak, serta tersedianya dana pensiun di masa tua.
Heavenly Chocolate Bali (HCB) mengedukasi karyawan terkait perencanaan keuangan. Acara ini dihadiri oleh sekitar 70 karyawan, manajemen, serta narasumber dari Institute of Justice (IOJ) Law Firm, bertempat di Ruko Bali White House, Jalan Dewi Sri No. 23, Legian-Kuta, pada Jumat (1/11).
Zelda Anisa Priciani menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk menambah wawasan karyawan, khususnya yang masih muda, mengenai cara menyisihkan penghasilan secara ideal.
“Dengan membuat perencanaan keuangan, kita bisa mengontrol pengeluaran yang tidak terlalu penting atau bisa ditunda, sehingga kestabilan keuangan pribadi tetap terjaga. Tadi sudah dijelaskan bahwa minimal 10 persen dari gaji bisa kita sisihkan langsung untuk ditabung,” ujar Manajer Sumber Daya Manusia dan Apparel Umum HCB tersebut.
Manfaat perencanaan keuangan, lanjutnya, dapat dirasakan dengan adanya arah yang jelas dalam pengambilan keputusan finansial serta menjadi alat untuk memenuhi kebutuhan finansial saat ini dan masa depan.
Acara yang berlangsung selama dua jam tersebut diawali dengan doa bersama. Narasumber menjelaskan bahwa untuk merencanakan sesuatu, tulislah apa yang ingin diwujudkan di masa depan dalam bentuk goal setting dan konsisten dalam mencapai tujuan.
“Tulis apa yang akan kita lakukan, lakukan apa yang kita tulis. Tulislah sesuatu yang spesifik, semakin lengkap action plan-nya semakin baik, dan yang terpenting, rencana tersebut harus realistis dengan kehidupan sehari-hari,” terang Dr. Lukas Banu.
Ia menambahkan pentingnya menghitung setiap detail pengeluaran bulanan dan mampu membedakan antara keinginan dan kebutuhan, karena hal ini seringkali menjadi tantangan yang dapat menggagalkan rencana keuangan.
“Hitung biaya makan, transportasi, dan pengeluaran bulanan lainnya. Membedakan keinginan dengan kebutuhan memang sulit. Latihlah diri kita untuk belajar banyak hal, dan jika harus berinvestasi, pastikan kita paham risiko investasi tersebut, karena investasi bukan hanya tentang keuntungan, tetapi juga kesiapan untuk menghadapi kerugian,” tambah Pimpinan IOJ Law Firm tersebut.
Supervisor Tim Potong HCB, yang mewakili puluhan karyawan yang hadir, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap rekan-rekan kerjanya, terutama yang masih muda, yang sering kesulitan mengelola keuangan meskipun sudah menerima gaji.
“Acara ini sangat luar biasa, memberikan bekal bagi kami. Kami mendapatkan poin-poin penting tentang cara mengelola keuangan, terutama dari paparan Bapak Dr. Lukas Banu dan timnya. Terima kasih banyak atas edukasi yang sangat bermanfaat ini,” tutup pria yang akrab disapa Om Oko. (ARN)