TABANAN – Menteri Pariwisata (Menpar) RI, Widiyanti Putri Wardhana, mengaku takjub atas capaian Desa Wisata Jatiluwih yang terus menunjukkan komitmennya dalam pengelolaan pariwisata berbasis keberlanjutan.
“Ternyata setelah saya melihat dan mendengar secara langsung apa saja yang telah dilakukan dalam mengembangkan desa wisata ini, saya sangat kagum,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) RI, Widiyanti Putri Wardhana, didampingi Wakil Menpar Ni Luh Puspa, dalam lawatannya di Desa Wisata Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Bali, pada Jumat (8/12).
Kedatangan Menteri Pariwisata (Menpar) RI, Widiyanti Putri Wardhana itu, disambut Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Kepala Dinas Pariwisata Bali, Kepala Dinas Pariwisata Tabanan, Kepala Dinas Pertanian Tabanan, serta Manajer DTW Jatiluwih I Ketut Purna akrab disapa Jhon.
Pihaknya memberikan apresiasi atas capaian Desa Wisata Jatiluwih yang telah mendapat pengakuan internasional. Setelah ditetapkan sebagai Desa Wisata pada tahun 2016, desa ini menunjukkan komitmen dalam menjaga budaya dan alamnya.
“Kami juga mendukung perkembangan pariwisata dipedesaan, yang memiliki potensinya otentik dan dapat menjadi keunggulan serta keunikan merespon isu keberlanjutan. Desa Wisata Jatiluwih adalah contoh yang baik dalam penerapan prinsip keberlanjutan dengan menyeluruh serta konsisten,” jelasnya.
Apalagi, kata dia, ada sistem subak yang menjadi pondasi praktik agrikultur Jatiluwih, yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 2012. “Kami kagum, Ppada 2024, Jatiluwih juga memperoleh Sertifikasi Pariwisata Berkelanjutan untuk Desa Wisata (Sertidewi). Sehingga, pencapaian ini, membuat kami di Kementerian Pariwisata segera mengusulkan Jatiluwih ke tingkat internasional,” katanya.
Tahun ini, United Nations World Tourism Organization (UNWTO) menetapkan Jatiluwih sebagai salah satu Desa Wisata Terbaik Dunia. Dan, Jatiluwih bersama 55 desa lainnya dari berbagai negara, termasuk Desa Wisata Wukirsari di Yogyakarta, berhasil membawa nama Indonesia ke panggung internasional.
“Prestasi ini diharapkan dapat memotivasi pengelola untuk terus melestarikan sumber daya alam dan budaya agar keindahan Jatiluwih tetap dinikmati hingga generasi mendatang,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa, menyampaikan kebanggaannya terhadap Jatiluwih yang dinilai mampu menjaga harmoni antara tradisi dan pariwisata. Sebagai putri asli Bali, dia mengatakan atas kebanggaannya terhadap pencapaian Jatiluwih.
“Ini kunjungan pertama dengan ibu menteri langsung memilih Jatiluwih sebagai titik pertama kunjungan ini. Jatiluwih membuktikan bahwa pariwisata dan budaya dapat berjalan beriringan. Kita bisa menyontek hal baik dari sini untuk diterapkan di daerah lain,” ucapnya.
Pihaknya juga menyampaikan keprihatinannya terhadap isu budaya Bali yang mulai dianggap mulai kehilangan jatidiri akibat pengaruh pariwisata yang kurang berkelanjutan. Menurutnya, ini menjadi tantangan bersama yang perlu dijaga dan ditangani secara serius agar budaya dan tradisi Bali tetap terjaga dan tidak tergeser oleh perkembangan zaman.
“Ini yang harus kita kembangkan, ya industri harus menyokong destinasi yang mengutamakan budaya, destinasi yang mengutamakan tradisi, jadi turis datang bisa melihat, karena ini saja kekuatan kita, bali ini punya apa sih? Tidak punya apa selain budaya kan?” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta dukungan semua pihak untuk terus merawat dan menjaga budaya Bali bersama. “Ayo kita buktikan bareng-bareng bahwa Bali kokoh, kuat tidak tumbang, tidak kehilangan budaya dan turis yang datang adalah turis yang berkualitas. Karena bu mentri mau merubah Bali yang selama ini dikenal wisata murah massal menjadi Bali yang destinasi berkualitas dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Dalam kunjungannya, Menpar mencoba kuliner khas Tabanan, laklak berbahan dasar beras merah asli Tabanan.(WIR)
