Rabu, Februari 5, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Jembrana Bakal Miliki 21 Dapur Sehat untuk Program Makan Bergizi Gratis

JEMBRANA – Kabupaten Jembrana, Bali, menjadi salah satu daerah untuk proyek percontohan (pilot project) dapur sehat. Sebanyak 21 dapur sehat akan dibangun di Jembrana untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai diterapkan hari ini.

Sebanyak 3.107 siswa dari 15 sekolah di Gumi Makepung telah menikmati makanan bergizi gratis yang disalurkan melalui Boga Bahagia Jembrana (BBJ) pada Senin (6/1/2025). BBJ mengeklaim semua bahan makanan yang digunakan untuk menu MBG berasal dari produk lokal.

“Kami mengutamakan bahan-bahan lokal untuk meningkatkan perekonomian di sekitar kami,” ungkap Penanggung Jawab BBJ I Ketut Sutarka kepada detikBali, Senin.

Sutarka mengeklaim BBJ telah melalui proses seleksi yang ketat sebelum terpilih menjadi pelaksana program dapur sehat di Bali. Menurutnya, proses pengolahan makanan di dapur BBJ diawasi ketat oleh tiga petugas dari Badan Gizi Nasional (BGN).

“Untuk menjaga kebersihan dan kualitas makanan, tidak semua orang diperbolehkan masuk ke area produksi,” imbuhnya.

Menu makanan yang disajikan untuk program MBG, dia melanjutkan, dirancang khusus oleh BGN dengan memperhatikan kebutuhan gizi anak-anak. Menu makanan yang diberikan juga berbeda-beda setiap hari.

“Per lima hari, ada menu berbeda-beda dengan harga Rp 10 ribu sesuai ketentuan. Sementara untuk pendistribusian hari ini ada dua mobil boks dan dibantu dengan dua mobil Avanza,” ujar Sutarka.

Untuk memastikan makanan sampai ke sekolah masih dalam kondisi segar, BBJ memulai persiapan sejak pukul 23.00 Wita dan mulai memasak pukul 02.00 Wita. Sebanyak 47 tenaga kerja dibantu oleh tiga petugas BGN dalam proses produksi.

Saat ini, dapur sehat BBJ baru mampu menyiapkan menu makanan untuk 3.109 siswa dari 15 sekolah di Jembrana. BBJ menargetkan bisa membangun 21 dapur sehat secara bertahap di seluruh Jembrana.

“Target bulan April lagi tiga dapur kami akan bangun. Satu dapur itu melayani 3.000 siswa, ditambah (makanan untuk) ibu hamil dan lansia itu total 3.500 porsi. Jika di satu kecamatan ada lebih dari 6.000 siswa, berarti di satu kecamatan itu harus ada dua dapur,” ujar Sutarka.

Sutarka mengakui pelaksanaan program MBG hari ini sempat terkendala lantaran tempat makanan yang terlambat datang. “Baru kemarin pagi datang tempat nasi. Bahkan kami jemput ke Malang, Jatim agar lebih cepat. Selain itu, kami masih pikirkan terkait ketahanan makanan agar tidak cepat basi,” pungkasnya. (dtc/sb)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER