Kamis, Maret 13, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Indonesia – Australia Luncurkan Hibah Penelitian Transisi Energi Berkelanjutan

JAKARTA – Dalam upaya mendukung transisi energi yang berkeadilan dan berkelanjutan, Pemerintah Indonesia dan Australia meluncurkan hibah penelitian transisi energi kolaboratif yang dilaksanakan di kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) pada Rabu (12/3/2025). Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi riset dalam bidang transisi energi antara kedua negara.

Wakil Menteri Pendidikan, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan yang hadir mewakili Menteri Brian Yuliarto, mengapresiasi peluncuran program ini sebagai bagian dari transformasi pendidikan tinggi di Indonesia.

“Program ini sejalan dengan misi Kemdiktisaintek, yaitu menjadikan pendidikan tinggi sebagai problem solver untuk masalah yang dihadapi Indonesia,” ujar Wamen Fauzan.

Wamen Fauzan menambahkan, program ini juga merupakan salah satu langkah strategis dalam mendukung Asta Cita, yaitu memperkuat peran perguruan tinggi dalam pembangunan nasional.

Direktur Fasilitasi Riset LPDP, Ayom Widipaminto, menegaskan bahwa LPDP, sebagai penyedia dana dari Indonesia, akan menjaga tata kelola dan mitigasi risiko untuk memastikan bahwa program ini memberikan dampak yang signifikan.

“LPDP berkomitmen menjadi katalisator penguatan ekosistem riset dan inovasi di Indonesia, terutama dalam bidang transisi energi,” jelas Ayom.

Program hibah penelitian ini menggunakan sistem pendanaan co-funding, di mana Indonesia dan Australia masing-masing menginvestasikan Rp20 miliar untuk mendanai riset dari tahap awal hingga implementasi, termasuk rekomendasi kebijakan.

“Kami akan mendanai penelitian dari hulu ke hilir, yang mencakup implementasi ke sistem,” jelas Fauzan Adziman, Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang).

Kuasa Usaha Australia untuk Indonesia, Gita Kamath, menyatakan bahwa ini adalah hibah bersama pertama kalinya antara Indonesia dan Australia setelah 75 tahun bermitra. “Kerja sama ini bertujuan untuk mendorong riset yang fokus pada pembangunan inklusif dan berkelanjutan, memastikan tidak ada yang tertinggal,” tegas Gita.

Hibah ini juga membuka peluang besar bagi peneliti Indonesia untuk berkolaborasi dan mengakses sumber daya riset secara lebih maksimal. Kolaborasi ini akan fokus pada teknologi transisi energi dan memastikan partisipasi kampus di Indonesia, terutama di wilayah Indonesia Timur, untuk mendukung pengembangan energi berkelanjutan yang lebih inklusif.

Program ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan dan akselerasi transisi energi di Indonesia. “Ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi sangat penting. Tanpa kolaborasi, kita tidak akan mencapai tujuan yang diinginkan,” tutup Wamen Fauzan.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pejabat tinggi, antara lain Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar Mangihut Simatupang, Direktur Hilirisasi dan Kemitraan, Yos Sunitiyoso, serta perwakilan Kedutaan Besar Australia, Tim Stapleton dan Simon Flores. (MK/SB)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER