JAKARTA – Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Unifah Rosyidi, menyambut positif rencana pemerintah untuk mengembalikan sistem penjurusan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), seperti yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti.
Dalam acara Halal Bihalal PGRI yang digelar di Gedung Guru Republik Indonesia, Jakarta, pada Selasa (15/4/2025), Unifah menilai bahwa kebijakan penghapusan penjurusan sebelumnya terlalu terburu-buru, tanpa melalui persiapan yang matang serta tidak mempertimbangkan kondisi nyata di lapangan.
“PGRI menilai, kebijakan penghapusan penjurusan di SMA terlalu tergesa-gesa, tanpa persiapan yang matang dan tidak mempertimbangkan kondisi nyata di lapangan,” ujarnya.
Menurut Unifah, sistem penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa akan membantu siswa untuk lebih fokus mendalami pelajaran yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Hal ini dinilai dapat mempersiapkan peserta didik secara lebih terarah saat mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa sistem penjurusan tidak boleh bersifat kaku. Mengingat usia siswa SMA masih berada pada fase remaja, yang cenderung mengalami perubahan minat dan potensi, maka perlu diberikan ruang fleksibilitas.
“Peserta didik tetap harus diberikan peluang untuk berpindah minat atau memilih program studi yang sesuai saat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Bimbingan konseling dari guru sangat penting dalam proses ini,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa rencana pengembalian jurusan di SMA berkaitan langsung dengan pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA), yang akan menjadi pengganti Ujian Nasional (UN).
Menurutnya, materi TKA akan disesuaikan dengan bidang pelajaran yang biasa dipelajari siswa sesuai jurusan masing-masing, sehingga diperlukan adanya pemetaan kembali berdasarkan jurusan seperti dulu.
“Hampir semua negara maju menerapkan sistem penjurusan di tingkat SMA, dan ini terbukti membantu dalam peningkatan kualitas pendidikan,” ujar Abdul Mu’ti. (MK/SB)