GIANYAR – Petani pisang di Desa Beng, Gianyar, Bali mengalami kerugian akibat gagal panen. Menurut Ahli Penyakit Pisang Universitas Udayana, Prof. Dr. Dewa Ngurah Suprapta, MSc, gagal panen yang terjadi pada tanaman pisang milik petani akibat penyakit jamur.
Hal tersebut disampaikan saat turun langsung ke lapangan menindaklanjuti curahan hati dan kesedihan para petani pisang di Desa Beng.
Pisang yang dibudidayakan petani setempat mulai dari pisang kapok, pisang susu, gancan dan pisang lainnya. Namun anehnya, yang mengalami gagal panen tersebut hanya yang jenis pisang kapok.
Disebutkan, saat pisang masih kecil hingga remaja, nampak sehat. Namun ketika keluar buah dan mulai menua, daunnya mulai menguning serta kering. “Apabila buahnya dipotong melintang, tengah buahnya berwarna kehitaman dan membusuk. Buah ini beracun kalau dimakan,” kata Suprapta.
Menurut Suprapta, penyebab penyakit pada pisang itu adalah penyakit jamur dan kondisi tersebut memang sulit dikendalikan. Terkait hal tersebut, Suprapta yangmenamatkan studi Doktor di Jepang ini akan mempelajari dan meneliti jenis jamur menyerang serta akan diteliti penangkalnya.
Untuk diketahui, kebun pisang di Desa Beng tersebut lokasinya dekat dengan alternatif obyek wisata air terjun Katulampa yang dipenuhi dengan panorama jurang yang sangat eksotis dan alami.
Dengan pemandangan yang mempesona, penghasilan yang cukup besar, membuat objek wisata ini memiliki potensi yang besar. Sayangnya, sejak pandemi Covid-19 kunjungan wisatawan asing dan domestik menurun drastis sehingga rencana pencanangan Bupati Gianyar menjadikan daerah sekitar air terjun Katulampa sebagai Kawasan pariwisata untuk mengimbangi pertumbuhan pembangunan Gianyar barat (Ubud dan sekitarnya) dengan Gianyar Timur (Bukit Jati dan sekitarnya) tidak dapat terwujud.
Untuk mengurangi kerugian lebih lanjut, Suprapta menawarkan solusi sekaligus sumbangan berupa bibit pohon pisang sari sebagai opsi tanaman pengganti yang juga merupakan bentuk dukungan moral dari Unud kepada para petani.
Pisang sari yang rasanya manis dan legit tersebut merupakan solusi dan temuannya ketika gagal panen pisang di daerah Jembrana beberapa tahun yang lalu. Dengan dukungan yang diberikan tersebut diharapkan ada semangat dan harapan baru bagi petani untuk kembali fokus pada kegiatan bercocok tanam. (des)