DENPASAR – Sebanyak 25 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang tersebar di 6 Kabupaten/kota se-Bali menjadi duta Menstrucaraka. Para siswa yang masih duduk dibangku kelas 7 ini bertugas untuk mengedukasi teman sebaya mengenai pentingnya manajemen kebersihan menstruasi.
“Duta yang terpilih disebut sebagai caraka, mereka diharapkan dapat menjadi peer educator di sekolah masing-masing mengenai menstruasi yang masih dianggap tabu untuk diperbincangkan,” kata Ketua Panitia Pemilihan Duta Menstrucaraka 2022, Ni Putu Gita Saraswati Palgunadi secara virtual, Minggu, (5/6/2022).
Perempuan yang juga Founder Kolaborasi Bumi Indonesia ini menuturkan, dengan adanya pemilihan duta menstrucaraka dapat menjadi ruang untuk mengembangkan diri, dan siswa memiliki akses lebih jauh untuk mengenal manajemen kebersihan menstruasi.
Selain itu, isu menstruasi juga bukan hal yang tabu lagi untuk diperbincangkan di tengah siswa sekolah, karena perempuan dan laki-laki berhak mendapatkan akses informasi yang sama.
“Siswa yang menjadi duta kebersihan menstruasi ini bukan hanya perempuan saja, laki-laki juga ada, semua berhak mendapat informasi yang sama,” tambahnya.
Adapun para siswa yang terpilih menjadi duta menstrucaraka sebelumnya telah melewati proses seleksi dan mengumpulkan proposal student project. Menurut Gita, ada sekitar 92 orang siswa yang mendaftar dari 41 sekolah yang berada di 6 daerah di Pulau Dewata, hingga akhirnya menyisakan 25 orang duta terbaik.
“Para duta ini mewakili 6 kabupaten/kota di Bali, yakni Kota Denpasar, Kabupaten Buleleng, Gianyar, Tabanan, Karangasem, dan Klungkung,” jelasnya.
Salah satu duta Menstrucaraka, Ni Luh Putu Anindya Nitasari dari SMPN 3 Denpasar menuturkan bahwa motivasinya ikut menjadi bagian duta menstrucaraka lahir dari keinginan untuk dapat meningkatkan pengetahuan tentang cara menjaga kebersihan saat menstruasi. Selanjutnya pengetahuan itu akan dibagikan kepada siswa lain di sekolah.
“Saya ingin informasi yang sudah didapat mengenai kesehatan menstruasi bisa dibagikan kepada teman-teman, karena hal ini belum banyak diketahui oleh anak seusia kami,” tuturnya.
Anindya juga mengusulkan student project berjudul Deklarasi Remaja Peduli Menstruasi (DRPM), proposal ini dibuat karena dilatarbelakangi kurangnya pengetahuan yang benar tentang kebersihan menstruasi di sekolah.
“Saya membuat project ini dengan tujuan agar teman-teman sebaya tahu pentingnya kesehatan menstruasi dan dapat menghilangkan ketabuan yang ada,” jelasnya. (kum)