Sabtu, Mei 10, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kasus Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Resahkan Sektor Pariwisata Bali

DENPASAR – Adanya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.,yang terdeteksi masuk ke Indonesia membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga S. Uno, menjadi khawatir akan berdampak pada sektor pariwisata Bali, yang baru saja pulih dari pandemi Covid-19.

“Kekhawatiran selalu ada, akan berdampak kepada pariwisata Bali, dengan adanya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5,” ucap Sandiaga Uno, saat diwawancarai awak media, usai menghadiri acara Pesta Kesenian Bali, di depan Monumen Bajra Sandi, Lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Minggu (12/6).

Agar tidak sampai masuk ke Bali, lanjut dia, pihaknya menegaskan akan melakukan evaluasi dan menunggu identifikasi dari ahli di Kementrian Kesehatan dan Satgas Covid 19, terkait tindak lanjut ke depan.

“Kita masih menunggu arahan juga dari Kemenkes. Namun, saya sampaikan agar semua pihak selalu jaga momentum ini dengan memastikan kewaspadan kita dan sesuai arahan pemerintah,” pungkasnya.

Sehingga, adanya varian baru ini dapat disikapi dengan baik, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, agar pandemi terkendali, khususnya di Pulau Dewata.

“Kita optimis, jika kita disiplin dengan aturan pemerintah, kita bisa melewati varian baru ini seperti varian sebelumnya,” ucap Sandiaga Uno.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI baru-baru ini mengidentifikasi satu kasus subvarian Omicron BA.4 dan tiga Omicron baru lainnya yakni BA.5. Laporan ini dicatat seiring dengan kenaikan kasus COVID-19 tiga pekan terakhir.

Juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito beberapa waktu lalu mengungkap, data grafik kasus positif mingguan naik 31 persen pada 22 Mei 2022, dari 1.814 kasus menjadi 2.385 kasus. Kasus aktif juga kembali meningkat sebesar 10 persen dari 2 Juni yakni 2.105 kasus menjadi 3.433 kasus.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut ditemukannya subvarian Omicron baru menjadi pemicu kasus COVID-19 kembali merangkak naik. Faktor lain yang disinggung, mobilitas menjadi lebih tinggi sehingga penularan kembali meningkat saat perayaan hari besar seperti Lebaran. Efek peningkatan kasus pasca Lebaran memang baru bisa terlihat lebih dari 28 hingga 30 hari setelahnya.(WIR)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER