JAKARTA – Kasus COVID-19 di Indonesia kembali naik beberapa hari belakangan ini. Pada Rabu, (15/6/2022), tercatat ada 1.242 penambahan kasus baru COVID-19, tertinggi sejak 15 April 2022.
Biang Kerok kenaikan kasus Covid terjadi berbarengan masuknya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), sudah ada 20 kasus pasien Omicron BA.4 dan BA.5 per Selasa (14/6), terdiri dari dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5. Total kasus melonjak bertambah 12 orang dari catatan empat hari sebelumnya, 10 Juni 2022.
Penambahan kasus tersebut didominasi oleh transmisi atau penularan lokal yakni 17 kasus, sedangkan tiga kasus lainnya merupakan kasus impor yang ditemukan pada warga negara asing (WNA). Sebaran kasus lokal paling banyak ditemukan di Jawa Barat yakni 12 kasus yang disumbang dari tiga klaster keluarga atau wabah yang merebak di lingkup keluarga.
Dari 18 kasus subvarian BA.5, diketahui 3 kasus di antaranya diidap oleh pasien anak-anak. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Maxi Rein Rondonuwu mengatakan ketiga pasien anak-anak ini belum mendapatkan dosis vaksinasi.
“Ada tiga kasus anak yang terkena varian BA.5, mereka belum menerima vaksin,” kata Maxi dikutip dari detikcom, Kamis (16/6/2022).
Sedangkan 17 kasus lainnya sudah menerima vaksin COVID-19. Dua kasus Omicron BA.5 baru divaksinasi satu dosis, 3 kasus sudah vaksinasi dua dosis, 9 kasus sudah menerima vaksinasi booster, dan satu kasus sudah divaksinasi COVID-19 empat kali.
Ada dua kasus tersisa sudah divaksinasi lengkap, terinfeksi omicron baru BA.4. Dari laporan tersebut, 8 di antaranya merupakan pria, 12 lainnya perempuan.
“Laki-laki delapan orang, perempuan 12 orang. Ada 1 kasus yang dirawat inap, sementara 19 lainnya dirawat jalan,” ucapnya. Rinciannya DKI Jakarta: 4 kasus WNI (transmisi lokal), Banten 1 kasus WNI (transmisi lokal), Jawa Barat: 12 kasus WNI (transmisi lokal), dan Bali: 3 kasus WNA (kasus impor).
GEJALANYA DEMAM DAN BATUK
Total kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia meningkat jadi 20 kasus. Jawa Barat menyumbang jumlah kasus terbanyak dengan 12 kasus, seluruhnya terinfeksi subvarian BA.5. Gejala terbanyak yang dialami pasien adalah demam dan batuk.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu. Ia menjelaskan rincian kasus yang sudah terkonfirmasi adalah 18 kasus BA.4 dan 2 kasus BA.5.
“Laki-laki delapan orang, perempuan 12 orang. Ada 1 kasus yang dirawat inap, sementara 19 lainnya dirawat jalan,” jelasnya.
Dari 20 kasus, Jawa Barat menyumbang jumlah kasus terbanyak yakni 12, seluruhnya transmisi lokal. DKI Jakarta mencatatkan 4 kasus, Bali 3 kasus, dan Banten 1 kasus. “Kasus di Jawa Barat merupakan klaster di keluarga, ada tiga klaster,” kata dr Maxi. (dtc)