GIANYAR – Musibah memilukan terjadi saat prosesi Kremasi Massal di Desa Adat Selat, Blega, Blahbatuh, Jumat (19/8) petang. Belasan orag terbakar hidup-hidup akibat kompor pembakaran mayat meledak di kerumunan.
Teriakan dan rintihan warga kesakitan pun menyelimuti areal kuburan dan menyambung hingga ke IGD RSU Sanjiwani Gianyar.
Dari keterangan yang dihimpun media ini, saat itu pembakaran petulangan sudah berlangsung sekitar 30 menit. Tanpa dinyana petaka tiba-tiba terjadi di pembakaran petulangan Singa yang lokasinya paling ujung selatan. Ironisya lagi, ledakan besar terjadi saat warga sedang berkerumun.
“Tiba-tiba ada ledakan dan seluruh areal dikepung api. Tabung gasnya loncat ke atas. Saya tak bisa bilang apa melihat kerabat saya terbakar. Semua terbakar seluruh tubuhnya. Saya merayap dan terbakar di bagian tangan kanan ini saja,” ungkap Gusti Yuliantara, salah satu korban.
Dari keterangan lainnya disebutkan jika kebakaran itu diduga karena kelalaian tukang kompor, yang berinisial BO dan dua rekannya yang diketahui dari Pejeng Tampaksiring.
Di mana dari awal pembakaran, tabung gas yang digunakan diduga sudah bocor. Hal itu diketahui dari upaya tukang kompor menutupi kebocoran dengan melilitkan kain pada bagian yang bocor. Terlebih lagi, satu tabung gas dicabangkan ke beberapa sumbu pembakaran. Bahkan ledakan terjadi di saat tukang kompor sedang mencoba mengecek kondisi tabung.
Dari pendataan di IGD RSU Sanjiwani tercatat 9 orang korban terluka bakar parah. Satu di antaranya seorang anak 11 tahun. Tiga tukang kompor dan 5 warga. Namun korban dipastikan melebihi jumlah itu, mereka dibawa ke rumah sakit lainnya.
Beberapa korban yang terdata di IGD Sanjiwani di antaranya, Gusti budiasa, Gusti Pradita (11), Gian, Gusti Nyoman Gede, Gusti Mukiana, dan Gusti Yuliantara. Hingga berita ini di tulis, belum ada keterangan resmi dari pihak terkaiat, karena masih difokuskan pada upaya penyelamatan para korban. (Tim)