Rabu, November 27, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dua Pesepakbola Ukraina Tewas Dalam Invasi Rusia

Vitalii Sapylo, 21, dan Dmytro Martynenko, 25, tewas dalam invasi Rusia dan menjadi korban sepakbola pertama dalam konflik berdarah tersebut

Dua pesepakbola Ukraina terbunuh dalam invasi Rusia, demikian konfirmasi serikat pesepakbola global, FIFPRO.

Vitalii Sapylo (21 tahun) dan Dmytro Martynenko (25 tahun) dipastikan tewas dalam konflik berdarah tersebut menyusul invasi militer Rusia atas Ukraina yang dikomandoi Presiden Vladimir Putin.

Sapylo adalah seorang kiper yang bermain buat tim muda klub divisi ketiga, Karpaty Lviv, sementara Martynenko terakhir bermain untuk tim divisi kedua FC Hostomel.

Sebuah pertanyaan dari FIFPRO di Twitter berbunyi: “Doa kami bersama keluarga, kawan, dan rekan pesepakbola muda Ukraina Vitalii Sapylo dan Dmytro Martynenko, korban pertama dari sepakbola yang dilaporkan dalam perang ini. Semoga mereka beristirahat dengan tenang.”

Berbicara kepada BBC Radio 5Live, sekretaris jenderal FIFPRO Jonas Baer-Hoffman berkata: “Kami mendapatkan konfirmasi dari lapangan, tentunya ini sangat menyedihkan.”

“Kami tak punya informasi jelas terkait seberapa banyak anggota kami yang benar-benar terlibat secara langsung dalam konflik ini, dan tentunya masih ada ratusan pemain Ukraina, pria maupun wanita, yang masih berada di sana.”

“Serikat kami di lapangan bekerja dari bunker dan gudang bawah tanah, di mana mereka melindungi diri dari serangan [Rusia], sehingga ini menjadi situasi yang sangat sulit untuk dianalisis.”

“Kedua pemain ini tampaknya telah meninggal, sebagai bagian dari invasi militer ini. Mereka menunjukkan betapa sepakbola dan olahraga secara umum itu sesuatu yang sekunder karena mereka cuma individual yang sayangnya terjebak di tengah-tengah perang yang mengerikan ini.”

Ayah Sapylo, Roman, berkata kepada BILD: “Ia anak yang bahagia. [Dia korban] serangan udara Putin sialan itu. Dia merenggut anak saya dari saya.”

“Ia benar-benar ingin ikut berjuang. Pertama-tama satu tank ambruk, lalu yang kedua, tetapi dia tidak ingin meninggalkan garis depan dalam kondisi apa pun. Ia meminta yang ketiga. Baju pelindung ini telah menghadirkannya tidur abadi.” (*/goal)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER