Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Peringatan Puputan Margarana Ke-76, Wagub Bali Gugah Generasi Milenial Tiru Keteladanan Pahlawan

TABANAN – Sejarah bangsa Indonesia mencatat, Puputan Margarana merupakan suatu peristiwa heroik dari pasukan Ciung Wanara bersama rakyat yang dipimpin Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Untuk meraih kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dari penjajah, dengan semangat Puputan Margarana.

“Puputan memiliki makna bahwa pengorbanan dalam peperangan untuk membela kebenaran, keadilan, mempertahankan harkat dan martabat, serta kedaulatan bangsa, merupakan perjuangan secara ikhlas, terhormat dan bukan pengorbanan yang sia-sia,” kata Wakil Gubernur Bali Prof Tjok Oka Sukawati, saat memimpin Upacara peringatan hari Puputan Margarana ke-76, di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Minggu (20/11).

Dengan adanya peringatan ini, kata Wagub Bali, dapat menjadi refleksi terhadap jati diri sebagai bangsa bermartabat yang dilahirkan oleh para pejuang. Dimana, perjuangan dan pengorbanan tanpa pamrih para pahlawan dalam peristiwa heroik Puputan Margarana tanggal 20 Nopember 1946 tersebut patut dijadikan contoh dan teladani semangat perjuangan para pahlawan oleh semua komponen masyarakat pada era sekarang ini, dalam mengisi kemerdekaan demi mencapai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur.

“Banyak hal yang dapat diteladani dari peristiwa sejarah masa lalu, salah satunya adalah kebersamaan dalam berbagai perbedaan. Kita boleh berbeda dalam tugas dan fungsi masing-masing, namun hendaknya bersama- sama dalam mewujudkan kesejahteraan sosial,” ucap Wagub yang akrab disapa Cok Ace ini.

Dia mencontohkan, dalam konteks budaya Bali,  memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang Adi Luhung, antara lain konsep Tri Hita Karana dan konsep menyama braya. Nilai kearifan lokal tersebut pada hakekatnya selaras dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Konsep Tri Hita Karana mengajarkan keharmonisan dan keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam serta lingkungan. Sedangkan konsep menyama braya mengajarkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan dalam memecahkan berbagai persoalan kehidupan sehari-hari,” imbuh Wagub Cok Ace.

Lebih lanjut disampaikan, bahwa bercermin dari konsep nilai perjuangan masa lalu yang diadaptasikan dengan konsep- konsep pembangunan pada masa sekarang ini, maka melalui momentum peringatan Hari Puputan Margarana ke-76 Tahun 2022 ini.

Wagub Cok Ace mengajak seluruh masyarakat Bali, untuk terus memupuk dan meningkatkan rasa solidaritas sosial dengan dijiwai oleh semangat dan nilai- nilai luhur kepahlawanan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Bali dengan Visi, Misi dan Program Pembangunan Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” Melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana.

“Momentum historis ini dapat menjadi dasar pijakan dalam mensukseskan pembangunan daerah Bali dalam bingkai NKRI,” tegasnya.

Peringatan hari Puputan Margarana ke-76 tahun 2022 yang, turut dihadiri Ketua DPRD Provinsi Bali, Wakil Bupati Tabanan dan segenap unsur terkait juga diisi dengan peletakan karangan bunga dan tabur bunga di pusara pejuang kemerdekaan, sekaligus dilengkapi dengan penandatanganan Surat Sakti dan Panji-Panji Perjuangan I Gusti Ngurah Rai.(WIR)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER