JEMBRANA – Situasi jalan nasional Denpasar-Gilimanuk merupakan jalur rawan kecelakaan. Banyaknya lubang di jalan menambah tinggi potensi lakalantas. Pengendara sepeda motor kerap terjatuh akibat ukuran lubang yang cukup besar.
Jalur Denpasar-Gilimanuk selama ini kerap disebut ‘jalur setan’ lantaran tingginya angka kecelakaan yang menyebabkan korban tewas. Dari pantauan yang detikBali, beberapa titik jalan berlubang sudah mulai dilakukan penambalan. Namun banyaknya titik yang masih berlubang tetap dikeluhkan pengguna jalan. Terutama pada musim hujan ini semakin banyak aspal jalan berlubang.
“Banyaknya jalan asal berlubang ini, akibat dari musim hujan. Karena, aspal yang sering terkana air akan mudah mengelupas, ditambah lagi dengan lalu lintas kendaraan yang padat, terutama kendaraan yang bermuatan berat,” ungkap pejabat pembuat komitmen (PPK) 1.2 Provinsi Bali, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jawa Timur-Bali Anak Agung Yoni Sathia Puspadewi dikonfirmasi, Kamis (1/12/2022).
Yoni juga mengungkapkan, musuh utama aspal adalah air. Komponen perkerasan yang sering terkena air akan lebih mudah lepas dibandingkan yang kering, terutama jika kondisi ini kemudian dilintasi kendaraan berat.
“Kalau sudah ada retak, terkena air lebih cepat rusak (berlubang), kerusakan juga tergantung kondisi wilayah, kontur jalan, kondisi drainase dan jenis kendaraan yang melewati,” jelasnya.
Sementara salah seorang pengguna jalan, Yasir (43) saat ditemui mengaku sering melihat kondisi jalan yang berlubang. Terparah menurutnya berada di jalur Kabupaten Tabanan.
“Saya sering pulang ke Jawa kan melintas di jalur ini, kalau sudah hujan lubang itu samar karena banyak air, kerap kali saya terkena lubang, bahkan sampai hampir terjatuh juga, harapannya ya kalau bisa lubang itu ditambal, terlebih padatnya aktivitas di jalur ini,” ujar pria asal Banyuwangi ini. (hsa/dpra/dtc)
