Rabu, Februari 5, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Miris, Puluhan Warga Bali Telantar di Turki

DENPASAR – Puluhan warga Bali saat ini terkatung-katung di Turki. Video puluhan warga Bali yang terlantar ini beredar luas di berbagai platform media sosial. Mereka kesulitan pulang ke Tanah Air.

Dalam video berdurasi 15 detik terdapat pria dengan membawa koper mengeluh untuk bisa pulang ke Indonesia, mereka berbicara dalam bahasa Bali.

“Engken ne bli iraga gelandangan di sisin rurunge, ije pertanggungjawabane ? Iraga ngidih besik apang mulih gen ke bali, de ye bekeline awake bayahin gen tiketne (Gimana nih bli kita gelandangan dipinggir jalan. Dimana pertanggungjawabannya? Kita cuma minta satu biar pulang aja ke Bali. Gak usah aku dibekalin bayarin aja tiketnya, Red),” kata pria yang belum diketahui identitasnya dalam video itu.

Diduga 25 warga Bali ini merupakan korban human trafficking atau sindikat penyelundupan agen Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal.

Kasus ini juga sudah bergulir di Polda Bali setelah dilaporkan pada 22 Februari 2022 lalu melalui Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).

Terdapat dua orang terlapor dalam laporan LP/B/100/II/2022/SPKT/POLDA BALI itu, terlapor dengan inisial KPR (nama agen di Indonesia) dan SARR (Agen di Luar Negeri).

Pelapor/korban NKT diminta menyetor uang sejumlah Rp 25 juta saat itu. Kuasa hukum korban, I Putu Pastika Adnyana, SH menjelaskan awal perjanjian kliennya sebelum berangkat ke Turki untuk bekerja.

“Klien kami direkrut dan dijanjikan pekerjaan dinegara turki sebagai housekeeping dan mendapat fasilitas apartement serta klien kami telah membayar senilai Rp.25.000.000 dan dijanjikan apartement yang layak dipakai,” ungkapnya, Rabu 9 Maret 2022 dikutip dari Tribun Bali.

Lanjut Putu, sesampainya di Jakarta saat pemeriksaan di Imigrasi, korban baru mengetahui jika diberangkatkan dengan visa Holiday, karena perjanjian diawal menggunakan visa kerja.

Lalu sesampai di Turki, klien/korban istirahat sehari dan keesokan harinya dipekerjakan ditempat yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan oleh terlapor.

Bahkan ada beberapa teman lainnya yang dijanjikan bekerja di housekeeping tapi dipekerjakan di klub malam. Tempat tinggal dalam 1 mess ditempati puluhan orang dan tempat tidur pun bergantian yang membuat keadaan tidak nyaman untuk beristirahat.

“Video daripada korban di mana korban ini ditempatkan di dalam satu Losmen yang berjumlah 25 orang di mana mereka harus bergantian untuk tidur, karena bed tidur mereka tidak cukup untuk 25 orang. Ada yang mereka terpaksa bekerja serabutan, ada yang sebagai cleaning service, pagi malam mereka bergantian tidur dengan temannya antara yang kerja pagi dan malam, miris sekali kondisinya,” ungkapnya.

Sesampainya di Turki, korban dijanjikan membuat visa kerja namun hanya mendapat visa holiday karena visa holiday sudah habis maka klien kami mencari ikamet sendiri dengan biaya pribadi.

Para korban menuturkan, sesampainya di Turki kondisinya sangat memprihatinkan. Sejumlah Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang diduga tertipu agen ilegal tersebut dipekerjakan tanpa kontrak. Sesampainya di Turki mereka baru dicarikan pekerjaan tanpa kontrak yang jelas hingga kabur.

“Beberapa PMI yang mengadu kepada kami tidak bekerja dan selalu mendapatkan intimidasi maupun ancaman-ancaman sesuai dengan alat bukti dan barang bukti yang kami miliki,” tuturnya.

Menurut keterangan beberapa korban, dijelaskan Putu dalam tekanan terlapor, dimana terlapor mensyaratkan dengan perjanjian bahwa terlapor akan memulangkan korban dengan syarat bahwa korban harus membuat pernyataan, tidak akan mempersoalkan terlapor atau melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib di Bali atau ke polisi.

“Otomatis mereka bekerja tanpa kontrak jelas dan si penerima kerja juga memperlakukan mereka tidak manusiawi dengan gaji di bawah standar, akhirnya mereka kabur karena tidak betah, ketika mereka kabur selesai sudah tanggung jawab terlapor SARR Cs itu, dan itu yang mereka inginkan lalu merekrut lagi,” paparnya. (tri/sb)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER