JEMBRANA – Karantina Pertanian Wilayah Kerja Gilimanuk sejak sepekan ini melakukan tindakan tegas dengan menolak sedikitnya 240 ekor babi yang nekat dikirim ke Pulau Jawa.
Meski ada imbauan larangan lalu lintas ternak dari Pulau Bali ke Pulau Jawa, sejumlah pengiriman masih dilakukan. Bahkan sebagian besar sudah sampai di Ketapang, Jawa Timur.
Nyoman Ludra, penanggungjawab Karantina Pertanian Wilker Gilimanuk mengatakan, sejak diberlakukannya larangan lalu lintas ternak terkait wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur, masih ada yang nekat mengirimkan ternak babi ke Jawa.
Selain tanpa dokumen resmi juga karena transit di daerah wabah Jawa Timur. Langkah tegas ini untuk antisipasi penyebaran PMK yang sudah mewabah di sejumlah wilayah di Pulau Jawa masuk ke Bali.
Truk yang mengangkut ternak babi itu selanjutnya dikembalikan ke Bali dan dilakukan tindakan karantina. Kemudian dikembalikan ke peternakan asal.
“Satu truk itu rata-rata ada 70 ekor babi, dari Ketapang diputar balik lagi ke Bali, ditolak karena aturan ini,” kata Ludra, Selasa (24/5/2022).
Sejauh ini, lanjut Ludra, sudah ada tiga truk angkut babi yang ditolak lantaran tanpa dokumen dan transit di wilayah wabah.
“Pengiriman ini tergolong nekat lantaran sejak pekan lalu sudah ada SE terkait larangan lalu lintas masuk ke wilayah wabah PMK di Jawa Timur,” ungkapnya.
Hingga saat ini lalu lintas antarpulau Bali dan Jawa melalui jalur darat ternak Sapi, Babi, Kambing dan Kerbau masih tidak diperbolehkan mengingat wabah PMK di Jawa Timur.
Selanjutnya, Karantina Wilker Gilimanuk, meneruskan mengembalikan ke kandang asal setelah dilakukan perlakuan karantina baik menyemprot disinfektan dan pemeriksaan kondisi ternak.
Berdasarkan catatan Surat Perintah Penolakan, pengiriman berasal dari Tabanan dan Gianyar. Pengiriman ternak ditolak untuk mengurus dokumen perijinan karantina.
Selain itu, Karantina Gilimanuk telah mengimbau ke peternak atau pengiriman untuk sementara mengikuti karena bilamana tetap nekat dilakukan akan ditolak di Jawa Timur. (net/dtc)
