BADUNG – Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Badung I Made Agus Aryana secara umum menegaskan berdasarkan analisis makro ekonomi, 35 persen pertumbuhan ekonomi Bali akibat dari kontribusi investasi.
Aryawan menyebut, Kabupaten Badung saja menyedot sekitar Rp 30 triliun dari sektor investasi, diakumulasi dari 2018-2022. Menurutnya, sektor investasi adalah peluang strategis untuk membangun daerah.
Dinas PMPTSP pun mengambil langkah progresif guna menjawab target nilai investasi yang dibebankan ke Kabupaten Badung sebesar Rp 7,42 triliun pada 2023.
“Arahan pemerintah pusat kan meminta jajaran daerah melaksanakan reformasi birokrasi tematik. Fokus dari empat tema salah satunya peningkatan investasi. Kami sudah punya payung hukum untuk meningkatkan ekosistem investasi di Badung,” ujar Agus Aryawan usai acara penerbitan 2.000 nomor induk berusaha (NIB) di Puspem Badung, Senin (3/4/2023).
Agus Aryawan memaparkan sebanyak 40 ribu NIB telah diterbitkan kepada investor sampai pelaku usaha kecil. Dari 40 ribu usaha itu, penanaman modal dalam negeri memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan dengan penanaman modal asing (PMA) yang hanya Rp 14,38 triliun.
“Jadi diakumulasi pemasukan investasi ini Rp 30,49 triliun. Yang paling banyak selama lima tahun ini masih dari sektor hotel dan restoran 47 persen. Kedua sektor transportasi, gedung, dan telekomunikasi 21 persen,” terang Agus Aryawan.
“Sedangkan lima tahun dari 2018-2022 itu, peringkat ketiga sektor dominasi investasi di daerah kita ini perumahan, kawasan industri dan perkantoran itu 15 persen. Serta 11 persen jasa lainnya, dan 6 persennya dagang dan reparasi,” imbuh Agus.
Sementara itu, kata Agus, target investasi yang dibebankan ke Badung pada 2023 yaitu Rp 7,42 triliun atau 53 persen dari target total investasi Provinsi Bali sebesar Rp 13 triliun. Ia optimistis dapat merealisasikan target itu dengan mengoptimalkan pelayanan di tingkat desa dan kecamatan. (nor/iws/dtc)