DENPASAR – Umat hindu di Desa Pemogan, Denpasar Selatan ikut melepas acara takbiran keliling yang dilaksanakan oleh warga dari Kampung Muslim Kepaon saat malam Lebaran dengan memainkan bleganjur (gamelan Bali-red).
“Setiap tahun kami pemuda yang ada di beberapa Banjar wilayah Pemogan selalu bergiliran untuk ikut memeriahkan malam takbiran saudara umat muslim dengan bermain gamelan baleganjur,” kata Ketua Seka (kelompok) Baleganjur STT Mekarjati, I Gede Witantra usai acara takbiran keliling, Minggu, (1/5/2022) dikutip dari kumparan.
“Ini menunjukan rasa toleransi dan kebersamaan yang tinggi antar umat beragama di Bali, khususnya di Pemogan,” jelasnya.
Kepala Dusun Kampung Muslim Kepaon, Muhamad Asmara menuturkan bahwa tidak hanya saat malam takbiran umat hindu dan muslim menyatu dalam kebersamaan. Namun dalam setiap acara saling bantu membantu. “Bahkan saat upacara pernikahan maupun kematian kami saling menghadiri juga,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, tidak hanya umat hindu yang menampilkan kesenian di acara umat muslim. Tapi ketika ada perayaan keagamaan di hindu, umat muslim juga kerap kali terlibat dengan menampilkan kesenian rodat. Rodat merupakan seni pencak silat yang diiringi dengan baris berbaris.
“Kalau umat muslim punya acara umat hindu datang, begitupun sebaliknya. Kita disini selalu saling melibatkan satu sama lainnya,” kata dia.
Diakuinya, toleransi yang kental antar umat hindu dan muslim di Desa Pemogan karena berasal dari nenek moyang yang sama. Nenek moyang umat muslim ada yang berasal dari hindu, maupun sebaliknya.
Sementara itu, ribuan umat muslim di Kota Denpasar menjalankan Salat Id Fitri pada Senin (2/5) di Masjid, musola dan lapangan. Seperti yang dilakukan warga di lapangan Pegok, Denpasar.
Demi kelancaran arus keluar masuk menuju dan dari lokasi Sholat nampak sejumlah anggota kepolisian mengatur lalu lintas di sekitar lokasi. Selain petugas kepolisian, tim pengamanan adat dari Jagabaya banjar adat Pegok juga ikut membantu pengamanan dan pengaturan parkir bagi jamaah.
Salah satu anggota Jaga Baya, Nyoman Agustina mengatakan kali ini jumlah yang hadir memang cukup membludak dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Mungkin karena dua tahun tidak akibat pandemi jadinya sekarang sangat pasar sekali,” ucap Nyoman.
Dia menjelaskan kerukunan antar umat beragama di sekitar banjar Pegok, Desa Sesetan, Denpasar sudah terjalin sejak lama. Itu mengapa setiap ada acara keagaaman selalu melibatkan perangkat adat dan desa Dinas dalam melakukan pengamanan.
Untuk tahun ini 9 pecalang yang bertugas dengan dibantu petugas sali linmas. “Kebersamaan di sini sudah terbangun sejak lama, makanya desa adat selalu terlibat dalam membantu pengamanan dibantu petugaa linmas,” ucap Wayan. (kum)