DENPASAR – Dinas Kesehatan Bali memastikan, belum ada temuan kasus hepatitis akut pada anak hingga Senin (9/5). Kepala Dinkes Bali I Nyoman Gede Anom mengatakan, mereka telah meningkatkan pemantauan di setiap fasilitas kesehatan untuk mendeteksi penyakit ini.
“Sampai saat ini belum ada laporan bahwa penyakit tersebut sudah ada di Bali, penyakit ini menyerang anak-anak, kita tetap memantau dan mengintruksikan Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota untuk meningkatkan pengamatannya melalui petugas puskesmas,” kata I Nyoman Gede Anom, Senin (9/5).
Anom membeberkan, pada 2021, ada 530 kasus hepatitis baru yang menyerang anak dan orang dewasa. Mereka terdiri dari 302 pasien laki-laki dan 228 pasien perempuan.
Sementara pada 2022, ada 6 kasus hepatitis baru yang menyerang anak usia sekitar 6 hari hingga 1 tahun. Ia menuturkan, hepatitis yang menyerang pada orang anak dan dewasa di Bali berjenis A dan B.
“Maaf kalau untuk tahun 2021 tidak ada kelompok umur hanya jenis kelamin saja. Kasus hepatitis biasanya dominan hepatitis A dan B, biasanya sembuh,” ujar Anom.
Anom mengatakan, salah satu upaya pencegahan terbaik adalah menerapkan pola hidup sehat kepada anak. Menurutnya, hepatitis akut ini berpeluang menyebar ke Bali karena mobilitas penduduk yang telah longgar.
“Dengan terbukanya pintu masuk ke Bali dan kita tidak boleh melarang orang datang ke Bali, semua daerah di Indonesia berpeluang terjadinya hepatitis ini, tapi dengan kewaspadaan kita bersama, mudah-mudahan hepatitis ini tidak sampai ke Bali,” kata dia.
Ia menambahkan, apabila kasus hepatitis akut misterius ditemukan, ia meminta agar anak dirujuk ke rumah sakit dan ditangani oleh dokter spesialis anak. “Pasien langsung ditangani oleh spesialisasi anak,” kata dia.
Sebelumnya di Indonesia sudah ada 3 kasus hepatitis akut misterius pada anak. Pasien yang berada di Jakarta tersebut telah dinyatakan meninggal.
WHO telah menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) sejak 15 April 2022 untuk hepatitis akut misterius ini. Hal ini disebabkan penyakit ini telah menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia yang penyebabnya belum diketahui. (kum)