BADUNG– Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, mulai melakukan pembangunan fasilitas maintenance, repair, and overhaul (MRO) atau bengkel pesawat yang menjadi kerja sama PT Angkasa Pura I dan Angkasa Pura Properti (APP)-FL Technics Indonesia, di mana nantinya mereka akan membuka lapangan kerja baru bagi 500 tenaga dalam negeri.
“Dengan ini berarti menambah ekosistem bandara, kegiatan MRO akan menambah 500 tenaga kerja. Saat ini kita ada 7-8 ribu tenaga kerja di dalam operasional bandara, tiap hari melayani sekitar 65 ribu penumpang, 400 pergerakan pesawat, dan 120 ton kargo, sehingga dengan adanya MRO semangatnya bertambah,” kata General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan.
Di Kabupaten Badung, Rabu, Handy menjelaskan dengan angka 400 pergerakan pesawat setiap hari artinya ada potensi maskapai yang datang ke Bali tidak hanya untuk mengantarkan wisatawan namun juga melakukan pemeliharaan dan perawatan.
Salah satu yang menjadi sasarannya adalah Australia, lantaran dalam sehari sekitar 36 pergerakan pesawat melayani rute tersebut, di tambah jarak negara yang tak terlalu jauh.
Ditambah perekrutan 500 tenaga kerja lokal baru, maka selain menyasar wisatawan dan maskapai internasional juga memberi dampak bagi masyarakat sekitar bandara ketika pekerja dari luar Bali ini menetap dan membawa keluarganya tinggal.
Direktur FL Technics Indonesia Martynas Grigas sebagai pelaksana mengatakan untuk menggaet maskapai internasional itu mereka akan membangun bengkel pesawat berstandar internasional yang ditetapkan FAA dan EASA.
“Tentu saja juga standar DGCA yang sudah kami miliki dan Casa Australia. Artinya, kami akan membuka pintu bagi maskapai penerbangan Australia untuk melakukan layanan pemeliharaan di Bali dan tentu saja warga Australia sangat menyukai Bali,” ujar Grigas.
Sejauh ini, FL Technics Indonesia mengaku sudah pernah melayani perawatan dari beberapa maskapai di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Australia, di mana satu kali masuk butuh waktu 2-4 minggu timnya bekerja.
Dengan ini maka setelah peletakan batu pertama mereka akan memulai melengkapi peralatan penunjang dan perekrutan 500 tenaga kerja lokal, dan tenaga kerja tersebut akan diberikan pelatihan terlebih dahulu.
Direktur Utama Angkasa Pura Properti (APP) Ristiyanto Eko Wibowo menambahkan proses pembangunan hanggar ditarget selesai dan beroperasi penuh pada Juli 2024.
Saat ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah memiliki dua hanggar yang masing-masing menampung satu pesawat, selanjutnya mereka akan menambah satu hanggar yang mampu memuat empat pesawat sehingga total MRO yang dimiliki mampu diisi empat pesawat sekaligus.
“Kita punya target untuk bisa menampung enam pesawat ukuran sedang karena populasi paling banyak di Indonesia adalah narrow body seperti 737 series dan airbus 320. Saat ini sudah tersedia dua tempat dan sudah diisi maskapai Vietnam, kita akan melengkapi semua keperluan agar kita bisa beroperasi,” ujarnya.
Ristiyanto mengatakan pengembangan bengkel pesawat kedua setelah Jakarta ini merupakan pertimbangan besar, setelah dua tahun diskusi akhirnya mereka mulai membangun fasilitas ini.
“Ini akan semakin melengkapi fasilitas yang dimiliki bandara, apapun kegiatan pasti prioritas utamanya Bali. Hari ini MRO internasional akan kita jalankan, harapannya bukan sekadar jadi tempat perbaikan atau perawatan tapi juga mampu membangun lalu lintas, akan ada maskapai non regular datang hanya untuk pemeliharaan tidak hanya turis,” kata dia. (ant/sb)