KARANGASEM – Akibat bendungan yang biasa digunakan untuk mengairi sawah jebol, beberapa petani di Desa Gegelang, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, kesulitan dapat air. Sehingga para petani terdampak memilih menunda menanam padi untuk sementara sampai bendungan tersebut diperbaiki.
Salah seorang petani terdampak I Made Darma (39) mengatakan, sebenarnya bendungan tersebut sudah mulai mengalami keretakan sejak sebulan lalu. Hingga akhirnya benar-benar jebol sekitar tiga hari lalu, sehingga air tidak bisa mengalir ke beberapa sawah milik petani.
“Karena tidak ada air yang mengalir ke sawah karena bendungannya jebol, kami tidak bisa menanam padi saat ini,” kata Darma, Minggu (27/11/2022).
Darma mengatakan, jika bendungan tidak jebol, seharusnya para petani sebentar lagi mulai menanam padi karena sebelumnya sudah tanam jagung. Karena sistemnya bergilir antara jagung dan padi, sekarang seharusnya giliran menanam padi tapi bendungan jebol.
“Ada sekitar empat kelompok subak yang terdampak dengan jumlah petani kurang lebih 150 orang, dan sekarang kami hanya bisa menunggu sampai bendungan tersebut selesai diperbaiki baru bisa menanam padi kembali,” kata Darma.
Pihaknya mengaku akan rembug dengan petani lainnya untuk bisa kembali menanam jagung daripada sawah kosong. Karena kalau menanam jagung masih bisa mengingat jagung tidak terlalu membutuhkan air yang banyak.
Sementara itu, Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR dan Perkim Karangasem I Made Wiguna mengatakan, bendungan tersebut jebol akibat diterjang derasnya aliran air karena di wilayah tersebut sempat diguyur hujan deras. Dari hasil survei di lapangan yang rusak adalah mercu bendungannya yang hanyut terbawa arus.
“Terkait dengan perbaikannya, kami sudah usulkan melalui Dana Bantuan Keuangan Khusus (BKK) ke provinsi sebesar Rp 500 juta, mudah-mudahan secepatnya dapat sehingga perbaikan secepatnya bisa dilakukan,” kata Wiguna. (irb/dpra/dtc)
