Minggu, Februari 9, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BI Bali Prediksi Ekonomi Bali Menguat

DENPASAR – Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Bali tetap tumbuh kuat pada triwulan I 2025, didukung oleh momentum HBKN seperti Imlek, Nyepi, dan Idul Fitri.

“Untuk mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan, sejumlah strategi diperlukan,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, melalui siaran persnya di Denpasar, pada Sabtu (8/2/2025).

Dia menjelaskan, penguatan Sektor Padat Karya mendorong pariwisata berbasis budaya, ketahanan pangan melalui sektor pertanian, serta industri kecil dan ekonomi kreatif. Sinergi Pengendalian Inflasi, adanya kolaborasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam memperkuat distribusi pangan strategis dan ekosistem ketahanan pangan.

Lebih lanjut dikatakan, perluasan pembiayaan Pembangunan, adanya optimalisasi pembiayaan investasi di luar APBN dan APBD, serta fasilitasi business matching bagi UMKM. Digitalisasi Sistem Pembayaran dalam mempercepat perluasan transaksi digital di sektor pemerintah dan bisnis, serta memperkuat perlindungan konsumen.

“Melalui sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku usaha lokal, Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan, hijau, dan inklusif. Dengan strategi yang tepat, Bali diyakini akan terus meningkatkan daya saingnya di tingkat nasional maupun global,” jelas Erwin.

Selain itu, Perekonomian Bali menunjukkan ketahanan yang kuat sepanjang tahun 2024 dengan pertumbuhan sebesar 5,48% (yoy), melampaui rata-rata pertumbuhan nasional yang berada di angka 5,03% (yoy). Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mengungkapkan bahwa meskipun terjadi perlambatan pada triwulan IV 2024 dengan pertumbuhan 5,19% (yoy), perekonomian Bali tetap solid dan kompetitif.

“Pencapaian ini menempatkan Bali di peringkat ke-10 dari 38 provinsi di Indonesia, dengan pertumbuhan di atas rata-rata nasional sebesar 5,02% (yoy). Performa ekonomi yang positif ini mencerminkan ketahanan dan potensi Bali dalam menghadapi tantangan global maupun domestik,” ucapnya.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Bali ditopang oleh peningkatan investasi dan ekspor. Investasi tumbuh sebesar 4,19% (yoy), didorong oleh percepatan penyelesaian proyek strategis. Sementara itu, ekspor—terutama ekspor jasa—mengalami lonjakan seiring dengan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 17,65% (yoy).

Selain itu, konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah juga berperan penting dalam menopang pertumbuhan. Konsumsi rumah tangga menguat berkat perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, konsumsi pemerintah serta lembaga non-profit tetap tumbuh kuat, sejalan dengan pelaksanaan Pilkada serentak 2024.

Dari sisi lapangan usaha (LU), terdapat tiga sektor dengan pertumbuhan tertinggi seperti: Lapangan usaha (LU) Akomodasi, Makan, dan Minum (Akmamin, tumbuh sebesar 10,24% (yoy), didukung oleh meningkatnya kunjungan wisatawan asing dan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang yang tetap tinggi di angka 63%; LU Pengadaan Listrik dan Gas, bertumbuh 9,5% (yoy), didorong oleh peningkatan konsumsi listrik akibat aktivitas pariwisata yang semakin tinggi; LU Industri Pengolahan, naik 9,40% (yoy), sejalan dengan meningkatnya penyaluran kredit untuk sektor industri.(WIR)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER