JEMBRANA – Warga Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, mengeluhkan adanya limbah cair berwarna hitam pekat yang meluber ke jalan hingga sawah. Cairan ini berasal dari Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Peh.
Cairan hitam tersebut sudah mencemari lahan sawah di dua subak di sekitar TPA Peh. Bahkan, cairan ini mempengaruhi hasil panen pertanian.
Limbah cair tersebut diduga berasal dari tumpukan sampah yang ada di TPA. Dari pantauan detikBali, cairan hitam tersebut menimbulkan bau yang tidak sedap dan dikhawatirkan mencemari lingkungan.
Salah seorang pengurus Subak Tegal Jati Nengah Wisenta (62) mengatakan limbah cair sudah mulai meluber ke sawah warga sejak beberapa tahun terakhir. Akibatnya, warga tidak lagi menggunakan air sumur karena sudah berubah menjadi hitam.
“Sekitar TPA Peh ini ada dua subak yang tercemar, yaitu Subak Air Anakan dan Subak Tegal Jati. Untuk Subak Tegal Jati ini sekitar 140 hektare lahan yang tercemar dan sangat mengganggu hasil pertanian,” ungkap Wisenta, Rabu (3/5/2023).
Dirinya menjelaskan cairan hitam itu semakin banyak saat musim penghujan. Aktivitas petani menjadi terganggu. Bahkan, petani setempat mengeluhkan penyakit kulit, seperti gatal-gatal pada tangan dan kaki.
“Di sawah ini, airnya sudah hitam. Saat hujan makin parah, ini tangan dan kaki sudah langganan gatal-gatal kalau sudah garap sawah,” ujar Wisenta.
Akibatnya, hasil sawah di sekitar TPA Peh ini tidak maksimal. Petani pun merugi karena banyak padi yang gagal saat panen. “Selain padi ini, sempat beberapa waktu lalu ada petani yang mencoba untuk menanam semangka dan melon, itu malah lebih parah dan gagal panen, jadi yang bisa ditanam ya hanya padi dengan hasil tidak maksimal,” kata Wisenta.
Warga setempat berharap agar pihak terkait dapat mengambil tindakan lebih lanjut untuk menangani masalah pencemaran sampah ini dan tidak semakin parah nantinya. “Semoga cepat ditangani agar tidak sampai mencemari lingkungan,” tandasnya.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jembrana Dewa Ary Candra Wisnawa mengatakan limbah cair hitam tersebut merupakan akibat dari tersumbatnya saluran resapan air oleh sampah yang sempat longsor. “Beberapa waktu lalu sempat ada longsoran sampah menyumbat saluran pembuangan air,” jelasnya.
Candra juga memastikan bahwa hal tersebut segera teratasi. “Sedang ditangani. Kami akan mengangkat longsor sampah yg menimbun saluran,” tandasnya. (efr/gsp/dtc)