Rabu, Februari 5, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Dua WN Rusia Muncikari Ngaku Kendalikan 15 PSK di Bali

DENPASAR – Dua warga negara (WN) Rusia berinisial AK (26) dan MT (31) mengaku mengendalikan 15 orang pekerja seks komersial (PSK) beroperasi di Bali. Polisi masih melacak identitas perempuan lainnya karena sebagian besar memakai identitas palsu.

“Fakta yang kami temukan sekarang, dua tersangka ini sementara bertugas untuk mengendalikan para PSK di Bali,” jelas Kasatreskrim Polres Badung AKP Muhammad Said Husein, Selasa (14/1/2025).

Said Husein menyebut tersangka AK dan MT tidak mau terbuka saat diperiksa. Karena itu polisi menggali sebagian informasi dari korban yang dijadikan PSK, berinisial EE alias L. Perempuan asal Rusia itu diamankan pada Jumat (10/1/2025) saat kencan dengan pria WNA.

“Kami amankan di salah satu hotel di Kuta Utara. Kami bisa tahu identitas aslinya (korban EE) pada saat ia diamankan kemarin. Tersangka (AK dan MT) tidak terbuka tapi mereka mengakui ada 15 orang (PSK) di bawah kendali dia,” beber Said.

Polisi masih mendalami keterangan tersangka terkait berapa pelanggan yang sudah ia gaet sejak beroperasi 2 tahun ini. Sebab keterangan para tersangka ini cukup meragukan karena menyebut baru satu pria hidung belang yang memakai jasa seks mereka.

Kapolres Badung AKBP Teguh Priyo Wasono sebelumnya mengatakan, AK dan MT mengaku baru mendapatkan satu pemesan. Hal itu diketahui saat polisi menggerebek kegiatan seksual yang dilakukan PSK berinisial EE bersama pemesan yang juga WNA pada Jumat pekan lalu.

“Ya sementara karena ini masih proses penyelidikan, para tersangka ini baru menerima satu pelanggan saat diamankan kemarin. Namun tersangka memiliki 15 PSK, bisa dikatakan para korban TPPO-nya yang 15 orang. Ini masih diselidiki terkait 15 orang tersebut,” jelas Teguh.

Sebelumnya, Kapolda Bali Irjen Daniel Adityajaya mengungkap tarif PSK yang dijajakan melalui situs web oleh AK dan MT berkisar antara US$ 300-350 untuk sekali kencan. Kedua WN Rusia itu membagi tiga hasil keuntungan dari kegiatan prostitusi itu.

“PSK dapat 50 persen, untuk dia (AK) sendiri 40 persen dan sisanya untuk anak buahnya untuk bagian atur lokasi. Setiap transaksi dikirim melalui bank yang atas nama (tersangka) AK,” beber Daniel saat konferensi pers kasus itu di Polres Badung, Senin (14/1/2025).

Daniel mengungkapkan tersangka AK berperan sebagai muncikari alias pengendali khusus di area Bali. AK sekaligus pemilik rekening untuk transaksi, termasuk yang memilih dan mencantumkan kontak pekerja seks itu di website.

Sedangkan, tersangka MT berperan sebagai manajer. Ia bertugas untuk menjadi operator yang berkomunikasi langsung dengan para pemesan PSK dari berbagai negara.

“Tersangka menawarkan ke pemesan beberapa pilihan wanita penghibur dari berbagai belahan dunia. Termasuk (PSK) dari beberapa kota di Indonesia melalui salah satu situs website itu,” ungkap Daniel. (dtc/sb)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER