Senin, April 21, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Elsimil Sasar Catin untuk Cegah Stunting

GIANYAR – Pemerintah menetapkan target prevalensi stunting nasional tahun 2024 sebesar 14%. Target tersebut ditindaklanjuti oleh BKKBN secara massif hingga ke pelosok desa dengan membentuk tim pendamping keluarga dengan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan seluruh stakeholder.

Seperti halnya kali ini rekonsiliasi yang dilaksanakan oleh BKKBN Bali yang dilaksanakan di Kabupaten Gianyar pada hari, Rabu (12/10/2022). Bertempat di ruang rapat Bappeda Litbang Gianyar

Pada kesempatan tersebut Kepala Perwakilan BKKBN Bali, dr Ni Luh Gede Sukardiasih MFor MARS. menekankan beberapa hal yang harus diintensifkan pelaksanaannya oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Gianyar.

Menurut dr Sukardiasih mengatakan mengapa penurunan kasus stunting itu penting. Disebutkannya, stunting merupakan penghambat terwujudnya generasi sehat dan berkualitas.

Stunting merupakan faktor penghambat pertumbuhan fisik (pendek) dan kognitif anak, dan anak jadi sakit-sakitan sehingga interaksi anak menjadi kurang dan untuk aktifitas fikirannya pasti terganggul.

“Jika stunting ini tidak ditangani, dan semakin banyak anak yang kena dampak stunting, kita khawatir bagaimana generasi bangsa kita selanjutnya kedepannya,” sambungnya.

Lebih lanjut disampaikan olehnya, stunting tidak bisa diobati, hanya bisa dicegah melalui intervensi, baik dari sejak remaja (calon ibu nantinya), masa kehamilan, hingga seribu hari pertama kehidupan. Oleh sebab itu, dia menekankan pentingnya menyasar skrining kesehatan bagi calon pengantin (catin).

“Stunting harus dicegah dari hulu, seperti dilakukan mulai saat Dari calon pengantin yang adalah calon ibu hamil. Jadi dengan skrining kita memastikan catin sehat, skrining dilakukan minimal 3 bulan sebelum menikah,” papar dr Sukardiasih.

Skrining kesehatan catin, kadar hemoglobin (Hb) harus normal, jika rendah dibutuhkan 3 bulan untuk menaikkan Hb, tidak bisa instan. Jika hamil dalam kondisi Hb rendah maka rentan pendarahan, bayi lahir dengan berat badan rendah.

Ditambahkan oleh dr Sukardiasih, untuk skrining kesehatan awal, BKKBN telah menyiapkan aplikasi Elsimil (elektronik siap nikah dan siap hamil) yang bisa diunduh melalui gawai. Elsimil bertujuan melakukan deteksi dini terhadap kesehatan catin untuk mitigasi resiko melahirkan bayi stunting.

Data bisa dimasukkan secara mandiri oleh catin di aplikasi Elsimil. Bila diperlukan pengukuran atau tes kesehatan seperti kadar Hb, petugas kesehatan (puskesmas) siap mendampingi.

“Setelah data-data dimasukkan maka akan muncul apakah Anda siap hamil atau tidak, Elsimil ini terhubung dengan tim pendamping keluarga, jadi kalau belum siap hamil maka akan dilakukan pendampingan dan dilakukan intervensi gizi,” kata Sukardiasih.

Sejalan dengan itu, Kepala Dinas P3AP2KB Cokorda Lesmana Trisnu sebagai salah satu pembicara dalam rekonsiliasi tersebut mengatakan, untuk pemeriksaan Hb di fasilitas kesehatan, catin akan dilayani secara gratis menggunakan fasilitas bantuan kesehatan (BK) Gianyar Aman.

“Kami berharap catin semakin banyak yang mendaftar di Elsimil sebelum menikah, sebagai upaya awal untuk melakukan dan mendapatkan informasi untuk pencegahan resiko,” ujarnya.

Dia menambahkan, Tim Percepatan Penurunan Stunting Gianyar akan meningkatkan sosialisasi penggunaan Elsimil dan berdiskusi serta memformulasikan aturan dengan pihak desa dan desa adat dalam menjaring catin.

“Banyak catin yang belum melakukan skrining, sehingga faktor resiko tidak diketahui, kami akan meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan pihak- pihak terkait, sehingga harapan bersama untuk turunkan stunting di Kabupaten Gianyar cepat terwujud,” jelas Cok Trisnu.(IGS)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER