JAKARTA – Dalam Debat Kelima Pilpres 2024, Calon Presiden nomor urut 03, Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa dalam membangun Indonesia harus memperhatikan budaya, kesehatan dan pendidikan.
“Akses kesehatan yang diperlukan di setiap desa. Mengapa Ganjar-Mahfud memunggulkan 1 desa, 1 faskes dan 1 nakes? Karena kami ngin mereka mendapatkan yang terbaik. Ibu, anak dan lansia, disabilitas dan masyarakat adat harus memiliki peran yang sama, akan mendapatkan pelayanan kesehatan termasuk masyarakat yang berada di daerah-daerah terisolir,” terang Ganjar di Gedung JCC Senayan, Jakarta pada Minggu (4/2/2024).
“Jika semua akses itu bagus, maka semuanya akan berjalan dengan baik,” lanjutnya.
Dikatakan, penddikan dan kebudayaan sebaiknya dapat dibangun secara bersama. Akses pendidikan yang baik lebih, inklusi, dan kurikulum yang mantap dipastikan akan mampu memberikan fasilitas dan akses terbaik bagi anak didik di Indonesia termasuk nasib guru dan dosen.
“Yang tidak kalah penting, adalah kelompok perempuan dan penyandang disabilitas. Agar sekolah makin inklusi, agar mereka tidak mendapatkan perlakuan yang diskriminatif,” tegasnya.
Dalam hal ini, Ganjar juga menekankan bahwa pihaknya banyak mendapatkan masukan untuk mengkaji ulang UU Cipta Kerja. “Kawan buruh pun meminta kepada kami agar segera mereview UU Cipta Kerja. Karena ini yang perlu mendapatkan keseimbangan dengan nasib mereka,” ujarnya.
Namun begitu, Ganjar juga mengingatkan agar praktik politik kali ini harus bisa memberikan contoh kepada seluruh masyarakat. Utamanya, demokrasi harus lebih baik, teladan pemimpin yang baik dan tidak ada konflik kepentingan.
“Seperti Pak Mahfud yang mundur, agar ini membangun integritas yang baik. Dan tentu saja, keresahan yang muncul dari akademiksi dan lainnya mesti jadi catatan kita bersama. Bahwa kita dalam konteks berbudaya harus dalam koridor yang baik. Karena itulah suara rakyat. Ketika kami tidur di rumah penduduk dan mengeluarkan unerg-unegnya. Tuanku adalah rakyat, jabatan ini hanyalah mandat,” tegasnya.(mk/sb)