Jumat, November 22, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Gelar Ritual Nuntun Usai Dahan Kayu Putih Timpa Pura

TABANAN – Pangempon (pengurus) Pura Babakan di objek wisata Kayu Putih, Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan, Bali, menggelar ritual nuntun pada Jumat (25/11/2022). Ritual itu dilaksanakan setelah tiga bangunan palinggih di Pura Babakan hancur akibat tertimpa dahan pohon Kayu Putih yang patah dan jatuh pada Kamis malam.

Sebagai informasi, ritual nuntun bertujuan untuk memindahkan ‘simbol’ Ida Bhatara dari palinggih yang rusak ke tempat baru sementara atau dikenal dengan istilah Sanggar Tawang atau Sanggar Agung. Prosesi nuntun dilakukan sebelum palinggih yang tertimpa dahan pohon itu bisa diperbaiki.

“Kami dari pangempon sudah melaksanakan upacara nuntun dan pengulapan tadi,” jelas Penyarikan Pura Babakan, I Made Kurna Wijaya, Jumat (25/11/2022).

Upacara nuntun dipimpin langsung oleh pamangku Pura Babakan. Prosesinya dilaksanakan bersamaan dengan proses pemotongan batang pohon Kayu Putih yang patah dan menimpa tiga bangunan pura.

“Batang pohonnya sudah dibersihkan tadi oleh krama pangempon bersama petugas BPBD dan Polsek Marga. Diameter batang pohon yang patah itu sekitar satu setengah meter,” sebutnya.

Tiga bangunan Pura Babakan yang hancur antara lain balai paruman, palinggih taksu, dan padmasana. Perkiraan kerugian akibat musibah tersebut mencapai Rp 300 jutaan. “Kurang lebih kerugiannya sekian (Rp 300 juta) karena biaya yang paling besar kan upacaranya,” jelas Kurna.

Pihaknya juga sudah memiliki bayangan untuk melakukan perbaikan ketiga bangunan yang rusak tersebut. Namun upaya perbaikan itu tidak memungkinkan untuk dilakukan segera.

“Karena piodalan di Pura Babakan sudah dekat. Tinggal lagi 25 hari. Karena itu kami tidak bisa secepatnya melakukan perbaikan,” imbuhnya.

Selain itu, sambung Kurna, pihaknya akan memastikannya lagi dalam paruman atau rapat oleh pengurus serta pangempon pura. “Nanti kami akan paruman atau rembug lagi,” pungkasnya.

Untuk diketahui, pohon Kayu Putih di Desa Adat Bayan, Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan tidak hanya unik karena ukurannya yang besar. Keunikannya juga tumbuh berkembang dengan berbagai cerita misteri yang berkembang di masyarakat setempat.

Salah satunya mengenai alunan gamelan yang terdengar sayup-sayup pada hari tertentu, terutama saat rahinan atau hari suci umat Hindu di Bali. Menurut masyarakat setempat, konon, suara sayup-sayup alunan gamelan itu bersumber dari gender atau gamelan wayang yang tertanam di bawah pohon yang diperkirakan berusia 700 tahun itu.

Alunan gender tersebut diklaim pernah didengar oleh para orang tua yang tinggal di sekitar desa adat setempat, hususnya di bawah era 80-an. Namun, memasuki era 80-an, zaman sudah mulai bising, sehingga alunan itu tidak terdengar lagi.

Selain itu, Pura Babakan yang menjadi areal tumbuhnya pohon Kayu Putih itu juga sering didatangi warga setempat yang hendak nerang (menangkal hujan). Nerang dilakukan dengan harapan upacara keagamaan yang hendak dilaksanakan berjalan lancar dan tidak terganjal faktor cuaca seperti hujan. (iws/has/dtc)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER