BADUNG – Memiliki peran sangat penting dan strategis membangun generasi muda bangsa, Generasi Milenial Pasemetonan Pratisentana Sira Arya Kubontubuh-Kuthawaringin (Gema PPSAKK) Bali-Nusantara, bertekad memperkuat jati diri.
“Gema PPSAKK Bali-Nusantara ini, merupakan generasi penerus dan aset masa depan. Oleh karenanya perlu didorong, dibangun dan diperkuat keberadaannya,” kata Ketua Umum PPSAKK Pusat Bali-Nusantara Prof. Dr. I Ketut Mertha,SH.M.Hum, usai melantik Pengurus PPSAKK dan Gema Kabupatren Badung dan Kota Denpasar, di Balai Desa Adat Sobangan, Kabupaten Badung, Senin (2/5).
Hadir dalam pelantikan, Kades/Lurah, Jro Bendesa Adat Sobangan, Penglingsir dan para Tokoh PPSAKK seperti Jendral (Purn) Drs. Putu Gede Suastawa,SH, selalu pendeta hindu (Jro Mangku). Kemudian, Prof. Sudipa dan Seluruh Jajaran Pengurus PPSAKK, Gema dan BK Se-Bali serta Ibu-Ibu PPSAKK.
Lebih jauh dikatakan Prof. Mertha, sejak berdirinya PPSAKK 39 tahun yang lalu, banyak kiprah yang sudah diperbuat jajaran pengurus. Seperti, di bidang pembangunan di mana telah memperluas areal Pura Dalem Tugu, merenovasi seluruh bangunan pura. Di antaranya membangun gelung kori, candi bentar, tembok penyengker, bale gong, bale kulkul, bale pengaruman dan tahun ini akan merestorasi jajaran pelinggih di utama mandala.
Kemudian di bidang agama dan mental spiritual, lanjutnya, telah menggelar penataran pemangku, menggelar aci setiap enam bulan dan ke depan berencana menggelar ritual (karya agung mlaspas dan mecaru).
“Dalam bidang organisasi, kami telah membangun sumber daya manusia. Salah satunya dengan membentuk Gema PPSAKK di seluruh Bali dan program-program lain yang menyentuh kepentingan semeton,” ucapnya.
Termasuk memperkuat pemahaman tentang sejarah leluhur, keteguhan dan keyakinan terhadap Pura Dalem Tugu yang merupakan Pura Kawitan Pedharman penyungsungan seluruh Trah Sira Arya Kubontubuh-Kuthawaringin Bali-Nusantara.
“Hal ini penting dalam rangka menangkal gangguan-gangguan internal maupun eksternal yang jelas-jelas ingin menggoyang keutuhan pasemetonan kita,” ujar Prof. Mertha.
Seperti wecana pihak luar yang ingin menghilangkan nama Kubontubuh, wacana membangun Pedharman di Besakih, mempertanyakan karang kepatihan leluhur yang dulu. “Menurut saya ini kan lucu dan tidak waras, tapi sudahlah bagi saya pendapat itu sah-sah saja,” ujarnya diplomatis.
“Bagi kami PPSAKK adalah harga mati dan final, dan kita tegas serta tegak lurus terhadap eksistensi PPSAKK tidak ada yang lain lagi,” tambahnya.
Terpilih sebagai Ketua Umum PPSAKK Kabupaten Badung-Kota Denpasar Drs. I Wayan Sukerta,MM. Acara pelantikan juga diisi dengan dharma wecana dari Jro Mangku Jendral (Purn) Putu Gese Suastawa, tentang fungsi dan makna bebantenan disamping hiburan tari dan bondres. (WIR).