Selasa, Juni 3, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Karnaval Pancasila dan Pentas Budaya Nusantara Berlangsung di Denpasar

DENPASAR – Karnaval Pancasila dan Pentas Budaya Nusantara Rumah Kakek Festival 2025, dipusatkan di Titik Nol Kota Denpasar, Minggu (1/6/2025). Dimana, kegiatan ini sebagai rangkaian Hari Lahir Pancasila 1 Juni dan Bulan Bung Karno.

Gubernur Bali, I Wayan Koster, saat membuka acara menyampaikan bahwa, kegiatan karnaval dan pentas budaya ini merupakan bentuk nyata penguatan nilai-nilai kebangsaan.

“Kegiatan ini sangat penting dalam memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945. Di tengah dinamika bangsa saat ini, kita perlu terus menyuarakan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika. Dengan memperkuat akar sejarah, kita bisa membangun bangsa yang maju tanpa melupakan jati diri kita,” ujar Gubernur Wayan Koster didampingi Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa.

Dia mengapresiasi, kegiatan ini sebagai bentuk upaya mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Menurutnya, semangat gotong royong dalam kegiatan seperti ini harus terus dijaga dan dilestarikan. “Semoga kegiatan positif seperti ini bisa terus dilaksanakan untuk mempererat  persatuan dan kesatuan bangsa,” jelas Arya Wibawa.

Ditambahkan, Ketua Umum Rumah Kakek, Ketut Udi Prayudi, menjelaskan bahwa lebih dari 1.000 peserta dari berbagai komunitas turut ambil bagian dalam karnaval ini, yang mengusung tema Kebangsaan Harmoni Bali untuk Indonesia ini.

“Ini merupakan karnaval Pancasila pertama yang diselenggarakan di Bali, yang menghadirkan berbagai elemen masyarakat dalam satu semangat persatuan. Ada 17 elemen budaya yang terlibat untuk memperingati lahirnya Pancasila dan menghibur masyarakat melalui pentas budaya nusantara,” ujar Ketut Udi.

Karnaval tersebut, diawali dengan pertunjukan marching band, penampilan penari Hanoman, barongsai, reog, tarian Sekar Jempiring, mobil Paskibraka, dan berbagai atraksi budaya lainnya. Rute karnaval yang dimulai dari Titik Nol Kota Denpasar, lalu mengelilingi kota melalui Jalan Panglima Sudirman hingga Jalan Diponogoro ini,  disambut antusiasme masyarakat.

Ketut Udi menambahkan bahwa ide ini lahir dari keprihatinan terhadap semakin terkikisnya nilai-nilai kebangsaan akibat menguatnya identitas kesukuan, kedaerahan, dan keagamaan yang sempit.

“Kami ingin generasi muda saling mengenal dan mencintai budaya satu sama lain. Di Rumah Kakek, kami memiliki nilai-nilai seperti Wong Pituh Galung, Bhinneka Tunggal Ika, Wasudara, dan Tatwa Asi, yang ingin kami gaungkan agar tidak hanya dibaca, tapi dihayati dan dijalankan,” jelasnya.

Dia berharap, kegiatan ini mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah, agar dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai bagian dari gerakan gotong royong nasional. (WIR)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER