BULELENG – Empat orang di Kabupaten Buleleng, Bali, meninggal akibat digigit anjing rabies sepanjang November 2022. Sementara jika dihitung pada periode Januari-November 2022, tercatat sebanyak 12 korban meninggal dengan status suspek rabies.
“November ini saja, sudah empat kasus,” kata Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng, dr Putu Arya Nugraha, kepada detikBali, Senin (28/11/2022).
Adapun kasus yang terjadi di bulan November pertama, korban berinisial KYS (4), warga di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan. Dia meninggal pada Senin (7/11/2022). Kedua korban bernama Putu Putri (47), warga Desa Kayuputih Kecamatan Banjar, dinyatakan meninggal pada Jumat (11/11/2022).
Ketiga, korban bernama Ketut Kandri (59) asal Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng, meninggal pada Sabtu (19/11/2022). Keempat, korban bernama Komang Suastika (35) warga Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, meninggal pada Senin (28/11/2022).
Menurut Arya, kasus rabies di Buleleng cukup mengkhawatirkan dalam setahun terakhir. Oleh karena itu, ia mendorong agar pemerintah dapat membentuk Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur terkait tata cara pemeliharaan anjing di masyarakat.
Dengan begitu, masyarakat diharapkan lebih disiplin dan tidak meliarkan anjing peliharaan. Sebab, rata-rata kasus terjadi akibat gigitan anjing peliharaan yang diliarkan oleh pemiliknya.
“Kalau dianggap gawat darurat kenapa tidak dibuatkan perbup atau perda, agar masyarakat lebih terikat dengan aturan dan serius untuk mengandangkan anjing. Kedua, sosialisasinya juga harus dilakukan lebih sering,” jelasnya.
Adapun kasus keempat yang meninggal akibat rabies dialami seorang pria bernama Komang Suastika (35) asal Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Ia dinyatakan meninggal dunia dengan status suspek rabies, Senin (28/11/2022) dan memiliki riwayat gigitan anjing liar dua bulan yang lalu.
Sebelum meninggal, korban sempat dirawat di Intalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kabupaten Buleleng sejak Sabtu (26/11/2022). Beberapa gejala yang dialami antara lain takut terhadap air, sesak nafas, sulit minum air, takut terhadap udara, dan gelisah.
Korban diduga abai lantaran setelah digigit anjing, ia tidak langsung datang ke fasilitas kesehatan terdekat. Menurut keterangan pihak keluarga, korban digigit anjing liar pada bagian jari tangannya. Anjing liar yang menggigit itu kemudian dibunuh oleh korban. “Anjingnya dibunuh. Tapi dia nggak nyari VAR (Vaksin anti rabies),” jelasnya. (iws/dpra/dtc)