KARANGASEM – Kasus gigitan anjing rabies di Kabupaten Karangasem tahun ini mengalami kenaikan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan tahun 2021 lalu. Kenaikan bahkan mencapai 150 persen. Dari 49 kasus tahun lalu menjadi 122 kasus tahun 2022 sampai saat ini.
“Kasusnya sangat tinggi jika dibandingkan dengan tahun lalu, kenaikannya mencapai 150 persen atau naik 73 kasus dari 49 menjadi 122 kasus tahun ini. Tapi meskipun mengalami peningkatan yang sangat signifikan kasus gigitan anjing rabies di Karangasem tidak sampai menelan korban jiwa,” kata Kabid Pengendalian dan Penanggulangan Bencana, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem, Putu Gede Suwata Brata, Selasa (20/12/2022).
Suwata Brata mengatakan tingginya kasus gigitan anjing rabies tahun ini dikarenakan di pertengahan tahun 2022 ini terjadi kasus penyakit mulut dan kuku (PMK). Sehingga para petugas lebih fokus terhadap PMK terlebih dahulu, mengingat akan ada perhelatan besar G20 yang diselenggarakan di Bali.
“Penanganan PMK sangat membutuhkan tenaga untuk mencapai target 80 persen sebelum G20 diselenggarakan, sehingga kami lebih fokus ke sana untuk mencegah penyebaran kasus,” kata Suwata Brata.
Karena lebih fokus ke PMK, vaksinasi rabies di Karangasem menjadi sedikit tertunda. Sehingga kemungkinan itu yang menyebabkan kasus rabies mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Selain itu kemungkinan juga karena adanya tambahan populasi anjing di Karangasem tapi belum tercatat. Berdasarkan data terakhir, jumlah populasi anjing di Kabupaten Karangasem mencapai 80.350 ekor.
“Dari jumlah tersebut kemungkinan ada sekitar 50 persen sudah tervaksinasi. Tapi untuk angka pastinya belum saya terima. Karena petugas di Puskeswan saat ini sedang melakukan pendataan jelang akhir tahun,” kata Suwata Brata.
Untuk melakukan pencegahan agar di tahun 2023 mendatang tidak terjadi lagi lonjakan kasus rabies. Mulai bulan ini pihaknya sudah kembali menggencarkan vaksinasi rabies ke desa-desa sambil melakukan sosialisasi. Dengan harapan kasus rabies bisa ditekan.
“Selain melakukan vaksinasi terhadap anjing peliharaan kita juga menyisir anjing-anjing liar, karena anjing liar lebih rentan terkena rabies,” kata Suwata Brata. (hsa/dpra/dtc)