Minggu, Januari 5, 2025
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kecewanya Niluh Djelantik-Robi Navicula Trans Metro Dewata Setop Operasi

DENPASAR – Masyarakat hingga pesohor mengungkapkan kekecewaan mereka setelah bus Trans Metro Dewata (TMD) berhenti beroperasi sejak 1 Januari 2025. Salah satunya, musisi Gede Robi alias Robi Navicula.

Di akun Instagramnya, Robi mengunggah ulang unggahan akun Instagram @transmetrodewata dan memberikan komentar pedas. Roby menyebut ‘stupid city’ sebagai kebalikan dari ‘smart city’ karena bus TMD berhenti beroperasi.

“Salah satu indikator Smart City adalah tersedianya fasilitas transportasi publik dan dukungan pemerintah untuk menyediakan hal ini. Kalo nggak ada… yaa, kebalikannya: Stupid City!” cecar vokalis dan gitaris band Navicula itu, dilihat detikBali di akun Instagram @robinavicula, Kamis (2/1/2025).

Anggota DPD dari Bali, Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik atau Niluh Djelantik juga meluapkan kegusarannya di Instagram @niluhdjelantik. Dia menyentil para pejabat berwenang yang punya andil atas setopnya bus TMD.

“SUARA RAKYAT SUARA TUHAN JANGAN PERNAH DIABAIKAN. Bersyukurlah wahai pejabat, walau lelah bekerja rakyat tetap kasi kalian masukan. Menghentikan operasional Trans Metro Dewata adalah sama artinya kalian membun*h mata pencaharian rakyat yang memberi kalian makan dan fasilitas penuh kecukupan,” tulis Niluh dalam unggahan Kamis.

Sejumlah masyarakat kecewa dengan penghentian operasional bus TMD per 1 Januari 2024. Kekecewaan itu salah satunya diungkapkan warga asal Kelurahan Sading, Kecamatan Mengwi, Badung, Surya.

Pria berusia 54 tahun itu kecewa dengan penghentian operasional TMD lantaran selalu menumpangi bus itu untuk berangkat bekerja. Terlebih, ongkos naik bus TMD murah.

“Kalau sekarang ya masyarakat tambah susah karena kendaraan lain kan mahal, jadi kami kerja ke mana ya susah,” kata Surya saat ditemui di Terminal Ubung, Denpasar, Rabu (1/1/2025).

Surya merasa dimudahkan mobilitasnya saat bekerja jika menggunakan bus TMD. Selain itu, bus TMD juga meminimalisasi pengeluaran hariannya.

“Saya kan orang bangunan. Kalau dari sini (Terminal Ubung) kadang ke Renon, Kuta, itu kan ongkos murah sekali pulang pergi. Kalau sekarang pakai online bisa Rp 100 ribu,” keluh Surya.

Surya berharap Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali secepatnya mencari pengganti bus TMD atau dioperasikan kembali. Sebab, Surya terpaksa menggunakan taksi online jika tak ada bus TMD.

“(Sekarang) alternatifnya Gojek mau nggak mau. Kalau nggak (mau pakai transportasi online), ya nggak kerja,” ungkap Surya.

Selain itu, sejumlah calon penumpang tidak mengetahui operasional bus TMD berhenti sejak hari pertama di 2025. Beberapa warga sudah telanjur menunggu kedatangan bus itu di Terminal Ubung.

Pantauan detikBali di Terminal Ubung, puluhan bus TMD berjajar rapi. Beberapa kali petugas keamanan memberikan informasi ketika ada masyarakat yang hendak menaiki bus itu.

Adi Santika Jaya (30) adalah salah satu penumpang yang menunggu kedatangan TMD di Terminal Ubung. Adi berencana mengajak istri dan anaknya berlibur ke Monkey Forest menggunakan bus TMD.

“Kami sudah set waktu jauh-jauh hari, kami nggak tahu informasi ini sih, jadi kami harus mengubah jadwal,” ucap Adi.

Adi dan keluarganya memilih menumpangi TMD karena dinilai praktis, murah, nyaman, dan ramah anak-anak. “Sudah lumayan sering (naik), sebulan ada empat kali,” tuturnya.

Adi lantas kebingungan setelah bus TMD tak lagi beroperasi. Pasalnya, tidak ada alternatif transportasi publik yang sama dengan TMD, apalagi dari segi harga.

“Secepatnya saya harap bisa lebih cepat beroperasi agar mempermudah masyarakat terutama kami yang keluarga-keluarga, rumah tangga, kan lumayan tuh,” harap Adi.

228 Sopir Bus TMD Terdampak

Sebanyak 228 sopir bus Trans Metro Dewata terkena dampak langsung akibat pemberhentian operasional transportasi publik itu sejak 1 Januari 2025. Total keseluruhan personel yang terdampak mencapai 317 orang, sebagian besar merupakan sopir.

“Total personel seluruhnya sekitar 317 orang dengan 228 di antaranya adalah pramudi,” ujar Manajer Operasional PT Satria Trans Jaya, Ida Bagus Eka Budi, Rabu. PT Satria Trans Jaya merupakan pengelola bus tersebut.

Saat ini, operasional TMD hanya menyisakan petugas keamanan di dua garasi utama, yakni Terminal Ubung dan Sentral Parkir Kuta. “Sesuai mekanisme manajemen, personel keamanan tetap bertugas untuk menjaga aset perusahaan,” jelas Budi.

Budi berharap penghentian operasional ini hanya bersifat sementara. Ia menyerukan pemerintah pusat dan daerah untuk segera memberikan keputusan yang dapat memperbaiki situasi. “Semoga hal ini didengar oleh pemangku kebijakan di pusat maupun daerah,” harapnya.

Hampir 500 Pekerja di TMD

Salah seorang sopir bus TMD, Ida Bagus Gede Putu Riyantana, juga berharap operasional bus segera dilanjutkan. Menurutnya, penghentian layanan ini tidak hanya berdampak pada sopir, tetapi juga masyarakat yang bergantung pada transportasi massal untuk mobilitas sehari-hari.

“Sebagian masyarakat, khususnya mereka yang tidak memiliki kendaraan pribadi, sangat bergantung pada bus ini untuk bekerja,” ujar Riyantana.

Riyantana mengkritik kebijakan pemerintah pusat dan daerah yang dinilai kurang bijak. Riyantana menegaskan penghentian operasional ini berdampak luas, tidak hanya bagi pekerja langsung di TMD, tetapi juga keluarga mereka.

“Jika dihitung kasar, hampir 500 orang bekerja di TMD, termasuk manajemen dan sopir cadangan,” ungkap Riyantana.

Riyantana juga menyampaikan pentingnya layanan transportasi massal, seperti TMD, untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. “Kami berharap operasional bus ini dapat dilanjutkan sebagai bagian dari upaya mengurangi kendaraan pribadi dan mendukung mobilitas masyarakat,” jelas pria asal Singaraja berusia 41 tahun itu.

Pemprov Bali Negosiasi dengan Kemenhub

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali saat ini sedang melakukan negosiasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Tujuannya untuk meminta alokasi dana untuk operasional bus Trans Metro Dewata. Pasalnya, mulai Rabu (1/1/2025) bus tersebut sudah tidak beroperasi. Diketahui, sejak 2020 pemerintah pusat menyubsidi penuh bus tersebut.

“Pemerintah Provinsi Bali sedang menegosiasikan agar Kementerian Perhubungan RI tetap dapat memberikan alokasi bagi layanan Trans Metro Dewata bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk memastikan tersedianya layanan transportasi umum berkualitas di wilayah provinsi Bali ke depan,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Bali I Gde Wayan Samsi Gunarta melalui keterangan resminya, Rabu.

Samsi menyampaikan Pemprov Bali berkomitmen untuk melakukan hand over (pengambilalihan) layanan bus secara bertahap menyesuaikan dengan kemampuan fiskal daerah. Samsi menerangkan Pemprov Bali telah menganggarkan pembelian layanan untuk satu koridor pada APBD 2025.

Bus Trans Metro Dewata Pamit

Hal tersebut sesuai dengan yang amanat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2023 tentang Pungutan Bagi Wisatawan Asing.

Selain itu, Samsi menjelaskan penyediaan layanan Trans Metro Dewata merupakan program pusat yang sumber penganggarannya berasal dari APBN Kemenhub melalui Dirjen Perhubungan Darat.

“Penghentian anggaran untuk layanan ini sepenuhnya merupakan kebijakan Kementerian Perhubungan,” imbuhnya.

Dishub, Samsi berujar, memahami sepenuhnya pelayanan bus TMD ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat yang mulai tumbuh menjadi tumpuan transportasi perkotaan di wilayah Sarbagita.

“Bali merupakan daerah yang sebagian besar wilayahnya berada pada kawasan strategis nasional (ksb). Pada kawasan semacam ini diperlukan dukungan berbagai pihak untuk ikut terlibat dalam pemenuhan layanan transportasi baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota,” kata dia.

Operator Berharap Hanya Setop Sementara

Sementara itu, Manajer Operasional Trans Metro Dewata Ida Bagus Eka Budi berharap berhentinya layanan bus TMD ini hanya sementara.

“Semoga sementara. Besok di Ubung pimpinan akan berikan briefing ke seluruh karyawan dan informasi layanan Teman Bus kepada komunitas,” ucap Budi.

Sebagai informasi, bus Trans Metro Dewata resmi pamit beroperasi di Bali. Pernyataan itu disampaikan melalui unggahan Instagram @transmetrodewata pada Rabu.

“Mulai 1 Januari 2025, layanan Trans Metro Dewata secara resmi akan berhenti beroperasi,” demikian bunyi unggahan @transmetrodewata di Instagram. (dtc/sb)

 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER