JEMBRANA – Muhammad Yahya Al-Rasyid (5) mengalami gangguan hormon pertumbuhan sejak umur 1,5 tahun. Anak kedua pasangan Anggie Rio Sandio (40) dengan Ni Wayan Rahayu (34) ini didiagnosa mengidap penyakit Growth Hormone Deficiency yang mengganggu pertumbuhannya.
“Awalnya dikira hidrosefalus karena pertumbuhan kepala Yahya normal. Hanya badan yang pertumbuhannya tidak seperti anak pada umumnya sehingga tampak kepala yang lebih besar,” kata Rahayu, saat ditemui di kediamannya, lingkungan Banjar Baluk 1, Desa Baluk, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Rabu (18/1/2023).
Menurut Rahayu, pengobatan harus terus dilakukan untuk mengejar pertumbuhan Yahya sebelum menginjak remaja. Hanya saja, ia dan suaminya belum sanggup dengan tingginya biaya pengobatan yang mencapai Rp 7 juta dalam sebulan.
“Karena terkendala biaya, di usia Yahya yang menginjak 5 tahun baru mulai melakukan pengobatan. Di antaranya dengan cek lab serta obat injeksi hormon yang harganya Rp 2,5 juta untuk satu obat,” kata Rahayu.
Rahayu dan suami sehari-hari hanya mengandalkan penghasilan sebagai penjual kerupuk. Keuntungan sehari hanya sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu. Mereka terpaksa menghentikan pengobatan Yahya sejak enam bulan terakhir karena penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan harian.
Sejak pengobatan dihentikan, pertumbuhan Yahya semakin terganggu. Berat badannya turun ketika sakit, kulit mengering serta rentan luka ketika terbentur benda keras. “Saat masih dilakukan pengobatan, perubahan sangat terasa, yaitu kulit sudah mulai seperti anak-anak lain,” tutur Rahayu.
Menurut Rahayu, anak lanangnya itu seharusnya sudah mulai bersekolah jika dibandingkan dengan anak seusianya. “Memang Yahya berbicara serta berjalan sudah lancar, namun ketika disenggol sedikit jatuh. Itu juga pertimbangan kami, terlebih saat terluka penyembuhannya cukup lama,” jelasnya.
Rahayu mengaku sudah menjual berbagai barang pribadi untuk biaya pengobatan Yahya. Sementara itu, suaminya juga belum bisa berbuat banyak sejak berhenti menjadi driver di Denpasar akibat pandemi Covid-19.
“Semua barang kami jual untuk berobat kemarin, sampai motor yang dipakai suami saya juga minjam untuk berdagang. Kami sangat berharap adanya bantuan karena seluruh pengobatan Yahya tidak ditanggung BPJS maupun asuransi manapun,” kata Rahayu.
“Kami sangat berharap Yahya bisa sembuh, sehingga dapat beraktivitas normal,” tuturnya lirih. (iws/gsp/dtc)