DENPASAR – Lomba Tari Bapang Barong Ket dan Mekendang Tunggal Remaja, yang berlangsung di Dharma Negara Alaya, Kamis (20/10), bertujuan menjaring bibit-bibit seniman di Kota Denpasar.
Hal itu dikatakan Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat membuka lomba yang digelar Dinas Kebudayaan Denpasar hingga 22 Oktober 2022.
“Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pembinaan dan pengembangan sekaligus pelestarian, serta muncul bibit-bibit penari Barong Ket dan Pemain Kendang yang handal. Sehingga, dapat mewakili Denpasar pada Pesta Kesenian Bali,” imbuhnya. `
Arya Wibawa mengatakan, Tari Bapang Barong Ket dan Mekendang Tunggal di era sekarang ini sangat digandrungi oleh generasi muda di seluruh Bali termasuk Denpasar. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya generasi muda yang piawai memainkan kendang dan bapang barong.
Karenanya, kata Arya Wibawa, Pemerintah Kota Denpasar kembali menggelar Lomba Tari Barong Ket dan Mekendang Tunggal guna memberikan pembinaan dan pengembangan sekaligus pelestarian sebuah kesenian sakral khususnya tari barong yang ada di Kota Denpasar.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada para generasi muda menujukkan tehniknya serta memanfaatkan olah kreativitas tangan dalam permainan kendang.
Lebih lanjut dijelaskan, melalui pelaksanaan kegiatan ini, diharapkan anak muda Kota Denpasar tidak berhenti kreatifitas. Sehingga lomba ini dapat menjadi program padat karya berbasis seni budaya dan kreatifitas. Arya Wibawa juga mengapresiasi antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan ini.
“Sebagai Kota yang heterogen, lomba ini diikuti oleh peserta yang lumayan banyak, nantinya pemenang lomba akan terus dilaksanakan pembinaan untuk disiapkan sebagai Duta Seni Kota Denpasar, kami bangga melihat anak-anak muda tetap berkreatifitas dan tidak kehilangan jati diri,” ujar Arya Wibawa.
Sementara itu, Kadisbud Kota Denpasar, Raka Purwantara didampingi Kabid Kesenian, I Wayan Narta menjelaskan, secara teknis Tari Barong Ket dan Mekendang Tunggal merupakan sebuah bentuk pementasan yang berpasangan dan saling keterkaitan. Pelaksanaan lomba kali ini bersifat terbuka untuk generasi muda Kota Denpasar dengan total peserta sebanyak 22 pasang Juru Kendang dan Juru Bapang Barong Ket.
Lebih lanjut dijelaskan, pelaksanaan lomba akan menggunakan format berpasangan dengan mekanisme tarung bebas atau di undi. Namun demikian, pemilihan juara akan dipisahkan antara Tari Barong Ket dan Mekendang Tunggal.
“Jadi lomba kali ini dikhususkan bagi generasi muda Kota Denpasar yang berusia 15 – 28 Tahun saat lomba dilaksanakan,” jelasnya.
Wayan Narta menambahkan, peserta Lomba Tari Bapang Barong dan Kendang Tunggal yang sudah pernah mewakili Kota Denpasar dalam ajang Pesta Kesenian Bali tidak diperkenankan mengikuti lomba. Adapun materi Tari Bapang Barong Ket yang ditampilkan yakni Pepeson Gilak Bebarongan (Petopengan/Bebarisan), Cecondongan, Guak Macok dengan Pengadeng atau pelayon yang menggunakan properti Tedung atau Pajeng, Ngintip Jangkrik dan terakhir Omang, dengan durasi waktu 18 sampai 20 menit.
“Administrasi dan kelengkapan Identitas diri peserta wajib dikumpulkan, hal ini mengingat terdapat sanksi bagi pelanggar administrasi dan identitas. Sementara itu, Tekhnik, Kreativitas dan Penampilan menjadi fokus penilaian, dan nantinya pemenang lomba yang terdiri atas Juara I, II, III dan Harapan untuk masing-masing kategori, yakni Barong Ket dan Kendang Tunggal akan mendapatkan Piagam Penghargaan serta hadiah sejumlah uang,” jelasnya.
Untuk diketahui, pelaksanaan lomba tahun ini diiringi Sekehe Gong Tri Tunggal, Desa Adat Tanjung Bungkak dan Sekehe Gong Komunitas Seni Candi Gana Yayasan Batan Kendal Kecamatan Denpasar Selatan. (WIR)