NUSA DUA – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, dan CEO Tesla Motors, Elon Musk, berdialog dengan 400 mahasiswa se-Indonesia dalam acara Intergenerational Dialogue for Our Emerging Future. Elon Musk hadir dalam acara ini secara virtual.
Acara ini merupakan kolaborasi antara Tri Hita Karana (THK) Future Knowledge Summit dan Festival Kampus Merdeka (FKM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves), dan lembaga nirlaba Upaya Indonesia Damai atau yang juga dikenal sebagai United In Diversity (UID). Kolaborasi ini merupakan upaya bersama untuk mewujudkan visi nasional dalam mempercepat Indonesia maju dengan sumber daya manusia yang unggul.
“Intergenerational atau lintas generasi adalah konsep penting dalam keberlanjutan sebab mewakili pentingnya berkolaborasi dalam upaya mewujudkan masa depan yang lebih baik. Dengan mengedepankan kolaborasi lintas sektor dan lintas generasi, pendidikan memainkan peran penting dalam mendorong masa depan yang lebih baik,” kata Mendikbudristek, di Bali, Senin (14/11).
Kemendikbudristek melalui program prioritas Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menggerakkan transformasi pendidikan tinggi, serta mengoptimalkan kesiapan mahasiswa dalam menjawab tantangan perubahan zaman.
“Sistem pendidikan Indonesia saat ini mulai mengarah ke sana dengan kebijakan Merdeka Belajar. Kebijakan kami ini berangkat dari prinsip berkolaborasi untuk berinovasi. Khusus untuk jenjang pendidikan tinggi, dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka kami berupaya meruntuhkan sekat-sekat antara perguruan tinggi, industri, dan masyarakat,” jelas Menteri Nadiem.
Jeffrey Sachs, President of the UN Sustainable Development Solutions Network pada kesempatan ini menanggapi sambutan Mendikbudristek. “Indonesia harus berbangga memiliki menteri seperti Nadiem. Apa yang dilakukan Nadiem dan segala transformasi yang sedang dilakukan di sektor pendidikan Indonesia sedang dibicarakan dan diperhatikan dunia,” katanya.
PESAN UNTUK MAHASISWA
Menteri Nadiem menjadi moderator sesi dialog Elon Musk dengan mahasiswa se-Indonesia. Mendikbudristek bertanya kepada Elon, adakah kejadian-kejadian dalam hidupnya saat muda yang menjadikannya seperti sekarang ini.
Elon menanggapi bahwa dirinya banyak membaca dan nonton fiksi ilmiah. “Kebiasaan itu banyak berdampak pada saya untuk mencari kebenaran dalam banyak hal. Dari situ saya menemui bahwa fisika sangat membantu dalam segala hal,” ungkapnya.
Pada sesi ini Mendikbudristek menjelaskan bahwa Indonesia kini melepas sekat-sekat antara perguruan tinggi dan industri. Menteri Nadiem menanyakan pandangan Elon tentang pendidikan di masa depan dan apa yang sebenarnya harus diajarkan kepada generasi muda kita.
“Kita harus tau apa yang relevan. Ketika mau menyelesaikan masalah, kita harus thau apa alat yang harus kita gunakan untuk menyelesaikan masalah dan memahami bagaimana menentukan alat yang membantu proses penyelesaian masalah itu. Pendidikan di masa depan pun harus seperti itu,” jawab Elon.
“Apa yang perlu diajarkan adalah kemampuan berpikir kritis. Harus berani menolak konsep yang tidak baik,” lanjutnya.
Mendikbudristek menanggapi bahwa Kemendikbudristek telah mengganti tes berbasis mata pelajaran (Ujian Nasional) dengan tes berbasis kompetensi literasi, numerasi, karakter, dan lingkungan sekolah (Asesmen Nasional). “Ini salah satunya agar anak-anak kita dapat berpikir kritis,” Elon pun mengangguk sepakat.
Soal nasihat karir bagi mahasiswa yang menghadiri kegiatan ini, Elon Musk berbagi ide pekerjaan-pekerjaan masa depan yang akan banyak diminati. “Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) dan energi berkelanjutan,” jawab Elon.
Praisela Symons, mahasiswa dari provinsi Sulawesi Utara yang sedang berkuliah di Universitas Negeri Malang bertanya kepada Elon Musk tentang kesalahan atau masalah terbesar dari hidup seorang Elon dan bagaimana dia mengatasinya.
“Coba untuk selalu berasumsi bahwa kita itu salah. Dengan demikian, kita akan selalu berupaya melakukan hal yang benar. Selalu gunakan akal dan hati. Dulu saya hanya gunakan akal. Tapi menggunakan hati juga sama pentingnya,” jawab Elon.
Safira Titah Pramesti, mahasiswi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya bertanya kepada Elon tentang kebiasaan sehari-sehari yang membuatnya sukses.
Sebagai pamungkas Elon menyampaikan pesan kepada generasi muda. “Miliki rasa keingintahuan yang besar akan banyak hal di dunia ini. Rasa keingintahuan yang besar adalah karakter yang paling penting untuk dimiliki seseorang,” pungkasnya. (WIR)