KARANGASEM – Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni meminta dana Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) tidak diberikan kepada lembaga swadaya masyarakat (LSM) kemarin sore, atau lembaga non-pemerintah yang baru terbentuk.
Raja Juli di Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat, menegaskan hal ini kepada tim di kementeriannya, sebab LSM baru cenderung ahli dalam membuat proposal menarik, namun kehadirannya tidak memberi dampak bagi hutan.
“Pak Dirjen, bantuan dari BPDLH diarahkan ke masyarakat adat yang memang sudah memiliki rekam jejak untuk melakukan proteksi menjaga hutan lingkungan,” kata dia.
“Seleksi proposal yang memang programnya sudah dilakukan, betul-betul menargetkan masyarakat adat yang selama ini melakukan praktik baik untuk menjaga lingkungan kita, jangan diberikan ke NGO (Non-Government Organization atau LSM) yang lahir kemarin sore yang lebih pintar buat proposal dan meyakinkan tapi sebenarnya belum melakukan apa-apa,” sambung Menhut.
Politisi PSI itu mengatakan arahan ini sudah disampaikan ke tim setelah mengetahui adanya dana BPDLH yang diarahkan kepada inisiatif LSM lokal yang memiliki program untuk mewujudkan Forest and Other Land Uses (Folu) Net Sink 2030.
Untuk menentukan LSM yang berkontribusi dalam pengurangan emisi itu, Menhut meminta jajarannya turun ke lapangan dan memastikan kontribusi dari lembaga yang mengajukan diri.
Adapun dana bantuan yang ada di dalam badan tersebut sebesar Rp20 triliun, yang akan dibagi ke LSM yang lolos seleksi melalui proposal dan program yang diajukan.
“Kami membuka ruang bagi partisipasi LSM untuk mengajukan proposal bagian dari Folu Net Sink 2030, saya menegaskan agar uang yang sudah didapat dengan tidak mudah dengan kerja keras disalurkan dengan baik, salah satunya saya ingatkan jangan kepada LSM kemarin sore,” ujarnya.
Salah satu percontohan Kementerian Kehutanan adalah Museum Kehidupan Samsara yang berada di Kabupaten Karangasem, Bali.
Museum kehidupan yang dikelola masyarakat desa adat dengan mempertahankan kearifan lokal dan menjaga hutan sekitar ini telah berdiri selama 10 tahun, sehingga Raja Juli menilai semestinya bantuan disalurkan untuk mengelola situs ini.
“Misal Museum Kehidupan Samsara ini atau inisiatif lokal lain yang memang sudah punya norma lama tentang bagaimana kewajiban menjaga hutan, saya kira dana yang kami miliki harus disalurkan kepada komunitas lokal seperti ini,” kata dia. (ant/sb)