NUSA DUA – Indonesia bersama 14 lembaga internasional termasuk filantropi menandatangani nota kesepahaman untuk mempercepat transisi energi. Kerja sama ini membuat Indonesia sebagai negara terdepan menyiapkan energi bersih yang terjangkau secara global.
“Transisi energi ini tidak akan mengganggu upaya pemulihan ekonomi,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, saat peluncuran Indonesia Energy Transition Mechanism Country Platform (platform ETM), Senin (14/11).
Meski di saat bersamaan Indonesia juga berkomitmen mengurangi emisi karbondioksida (CO2) sesuai dengan Paris Agreement. Langkah transisi energi ini diyakini akan mengurangi sekitar 50 juta ton emisi karbon pada 2030, atau 160 juta ton pada 2040. PT Sarana Multi Infrastruktur ditunjuk sebagai country platform ETM manager dalam mengelola kerangka pendanaan dan pembiayaan transisi energi di Indonesia.
Kerja sama multilateral ini, lanjut Menteri Keuangan, diantaranya melibatkan Asian Development Bank (ADB), Islamic Development Bank (IDB), World Bank, HSBC Standard dan yang lainnya.
Pandemi telah memberi pelajaran berharga bagi dunia, untuk semakin serius merespon perubahan iklim. ETM platform ini untuk menunjukkan kesiapan Indonesia mengatalisasi sumber daya keuangan yang besar pada sektor energi yang dapat diandalkan dan terjangkau. Upaya ini akan dilakukan sejalan dengan menjaga pertumbuhan ekonomi.
“Saya dengar, Prancis juga akan turut memberikan pendanaan untuk pembangunan ETM ini, saya berharap angkanya tidak jauh dari dana yang diberikan Amerika,” kata Sri Mulyani.
Tekanan terhadap perekonomian akibat musibah alam yang disebabkan oleh perubahan iklim semakin sering dan tidak dapat diprediksi. Melalui platform ETM, Indonesia dapat mempercepat ambisi pengendalian perubahan iklim dengan tepat waktu dan transisinya ke energi terbarukan.
Pemerintah telah mengajukan proposal baru nationally determined contribution (NDC), yang diajukan kepada PBB, mengurangi emisi karbon hingga 32% atau setara 912 juta ton CO2 pada 2030. Target ini naik dari angka sebelumnya sebesar 29%.
Langkah utama untuk mempercepat transisi energi ini dapat dilakukan dengan inisiasi pensiun dini penggunaan batu bara atau mengajukan ulang pendirian pembangkit tenaganya. Tentu saja hal tersebut tidak mudah dan membutuhkan investasi yang besar.
Sementara itu, President Asian Development Bank (ADB) Masatsugu Askawa mengatakan, kedepan Indonesia akan menjadi contoh bagi dunia dalam menciptakan energi bersih. ADB sangat mendukung langkah yang diambil pemerintah untuk mempercepat transisi energi ini. Bank Pembangunan Asia ini menilai sekitar 80% bencana yang terjadi disebabkan oleh alam dan berkaitan dengan perubahan iklim.
“ADB bangga bersama Indonesia dan mitra lain mengubah lanskap energi, kita bergerak maju secara bersama menuju Asia Pasifik yang lebih sejahtera, inklusif, tangguh dan berkelanjutan,” jelas Masatsugu.
ADB sendiri akan berpartisipasi membiayai kembali dan mulai melakukan pensiun dini pembangkit listrik Cirebon 1.
Teridentifikasi 15 giga watt dari pembangkit tenaga batubara untuk pensiun dini. Angka ini sangat besar dalam menentukan akselerasi transisi energi fosil ke energi terbarukan.(WIR)