DENPASAR – Wakil Gubernur Bali, Prof. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) berharap program migrasi TV analog ke digital tak sekadar peralihan teknologi. Namun, melalui program migrasi ini, lembaga penyiaran diminta mampu mengedukasi masyarakat pentingnya nilai-nilai kearifan lokal Bali.
“Saya sangat berharap, lembaga penyiaran lebih memperhatikan isi siaran agar ke depannya makin berkualitas. Dengan demikian, apa yang menjadi tujuan penyiaran nasional yakni membentuk karakter manusia Indonesia yang baik dan mumpuni dapat tercapai,” kata Wagub Cok Ace saat menghadiri Peringatan Hari Penyiaran Nasional ke-89 di Gedung Wiswa Sabha Utama Kantor Gubernur Bali, Jumat (8/4).
Lebih jauh Wagub Cok Ace mengungkap, transformasi digital akan memberi banyak manfaat dan keuntungan bagi masyarakat. Apalagi, kualitas siaran yang diterima masyarakat makin baik. “Tentunya lebih canggih,” sebutnya.
Selain itu, kontennya makin beragam dengan konsep dan model isi siaran yang lebih khusus. Namun Lebih dari itu, transformasi hendaknya dapat menggugah kreativitas serta mendorong produktivitas anak bangsa. Oleh karena itu, Wagub mengajak seluruh eleman menyukseskan program Analog Switch Off (ASO), migrasi dari siaran televisi analog ke digital.
“Karena kesuksesan program ASO menjadi tugas dan tanggung jawab bersama. Baik pemerintah, penyelenggara multipleksing, lembaga penyiaran serta masyarakat,” ucap Wagub.
Sementara itu, Ketua KPID Provinsi Bali I Gede Agus Astapa minta dukungan dari berbagai elemen masyarakat untuk menyukseskan program ASO yang di wilayah Bali akan dimulai pada 30 April mendatang.
“Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas siaran dan memberi layanan yang lebih baik kepada masyarakat. Selain menawarkan kualitas gambar yang lebih baik, program ini membuka peluang bagi tumbuhnya konten kreator,” katanya.
Peringatan Hari Penyiaran Nasional ke-89 dimeriahkan dengan pemotongan tumpeng dan penganugerahan penghargaan kepada lembaga penyiaran yang dinilai kreatif dan mampu mengedukasi.
Ditambahkan, Wagub Cok Ace menegaskan, keterbukaan informasi yang berdampak pada kemudahan masyarakat dalam memperoleh informasi. Sehingga, dapat memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh informasi, memproduksi informasi, dan menyebarluaskan informasi secara cepat.
Menurut Wagub, ketersediaan Informasi yang berlimpah merupakan tantangan yang harus dikelola dengan baik sehingga dapat dijadikan batu loncatan dalam percepatan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Pemerintah, lembaga penyiaran, media dan pemangku kepentingan lainnya harus bahu membahu untuk memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat pada informasi, agar masyarakat bisa memperoleh informasi yang akurat, berkualitas dan edukatif,” lanjutnya.
Lebih dari itu, literasi informasi juga perlu terus diberikan sejalan dengan berkembangnya kanal-kanal baru agar masyarakat memperoleh informasi yang sehat dan akurat.
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Bali sebagai regulator penyiaran di Provinsi Bali diminta membangun kerja sama dan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, baik pemerintah daerah, DPRD, perguruan tinggi, maupun organisasi keagamaan, sosial kemasyarakatan dan lain-lain.
“Sinergi dengan berbagai pihak ini sangat dibutuhkan untuk mewujudkan dunia penyiaran yang lebih baik dalam berbagai aspek seperti konten siaran dan industri penyiaran agar tumbuh semakin baik,” tegasnya.
Selain itu, KPID dapat mengarahkan lembaga penyiaran untuk berperan serta dalam menyukseskan agenda pembangunan di Provinsi Bali yang terangkum dalam Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. (WIR)