Senin, November 25, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Negara Maju Kucurkan Dana 600 Miliar Dolar untuk Infrastruktur Negara Berkembang

NUSA DUA – Negara maju yang tergabung dalam Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII), mengucurkan dana hibah dan pinjaman sebesar 600 miliar dolar, untuk pembangunan infrastruktur negara berkembang dan negara miskin hingga lima tahun ke depan.

“Pembangunan infrastruktur perlu memberdayakan masyarakat dan ekonomi setempat agar memiliki rasa kepemilikan yang tinggi,” kata Presiden Joko Widodo, selaku Presidensi G20 Indonesia, Selasa (15/11).

Sehingga, negara berkembang lebih tangguh dalam menghadapi tantangan global di masa mendatang, ujarnya. Alokasi dana tersebut, lanjut Jokowi, untuk mendukung pembiayaan proyek baru PGII diantaranya Just Energy Transition Partnership (JETP) sebesar 20 miliar dolar bagi Indonesia.

Kemudian untuk, Indonesia Millenium Challenge Corporation (MCC) Compact sebesar 698 juta dolar, Trilateral Support for Digital Infrastructure melalui kemitraan Australia dan Jepang untuk proyek digital, mengamankan rantai pasokan mineral kritis di Brazil, pengembangan energi surya di Honduras serta investasi bagi infrastruktur kesehatan bagi India.

Presiden Joko Widodo selaku Presidensi G20 Indonesia menekankan, PGII dalam mendukung pembangunan infrastruktur di negara berkembang harus didasarkan pada paradigma kolaborasi. Melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan termasuk swasta dan menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan dan mendukung transisi energi.

Kemampuan negara berkembang dan negara miskin untuk membangun infrastruktur di tengah-tengah krisis multidimensional global yang terjadi, menjadi tantangan bagi kebijakan fiskal.

Dalam pertemuan kepala negara di Bali, Indonesia cukup intens membawa sejumlah isu untuk mendukung pemulihan ekonomi bagi negara berkembang dan negara miskin. Restrukturisasi utang dan pembangunan infrastruktur bagi negara berkembang dan negara miskin menjadi fokus Indonesia dalam Preisidensi G20 Tahun 2022.

Sementara itu, Presiden Komisi Eropa Ursula Gertrud von der Leyen, yang menghadiri pertemuan PGII di sela-sela pertemuan konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 di Bali mengatakan, PGII adalah upaya kolaboratif negara G7 yakni Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada dan Prancis, yang dibentuk pada Juni 2021 saat KTT G7 ke-47 di Inggris.

“PGII tidak hanya menanamkan modalnya untuk pembangunan infrastruktur, namun kami juga berinvestasi bagi kapasitas lokal mitra kami,” ucapnya.(WIR)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

BERITA POPULER