SAMARINDA – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) merancang gelaran menarik dengan menonjolkan budaya daerah bertajuk Nusantara Ekspo untuk menawarkan pengalaman unik bagi peserta, digelar di hutan IKN selama enam bulan yang dimulai pada Agustus tahun ini.
“Penting untuk dicatat bahwa OIKN akan menggelar acara besar berlangsung selama enam bulan. Acara ini akan diadakan di salah satu lokasi yang paling ikonik di IKN, yaitu di tengah hutan IKN,” ujar Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat OIKN Alimuddin dihubungi dari Samarinda, Sabtu (6/4/2024).
Kegiatan ini sengaja tidak digelar di dalam gedung, karena pihaknya ingin melihatkan para peserta dan pengunjung ekspo tentang bagaimana pola hidup di Nusantara, baik terkait budaya, kehidupan masyarakat, hingga pembangunan di IKN.
Ia mengaku sebenarnya kegiatan ini sudah lama ingin digelar, namun selalu tertunda akibat berbagai kesibukan terkait IKN, sehingga di momentum Agustus mendatang dinilai tepat untuk segera dimulai ekspo tersebut. Alimuddin mengundang semua pihak memanfaatkan kesempatan ini sepenuhnya, guna mengaktualisasi kebudayaan dan semangat pembangunan IKN.
“Lebih dari itu, akan ada penyajian tarian Nusantara yang bertujuan untuk mengekspresikan nilai-nilai budaya, tidak hanya melalui gerakan tari semata, tapi sebagai wujud nyata dari pemaknaan dan apresiasi terhadap kekayaan budaya,” katanya. Ia mengaku sejumlah praktisi seni sudah diminta memberikan masukan tentang konsep tarian Nusantara, sehingga kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh warga lokal karena warga setempat harus menjadi pelaku di kampung sendiri, terutama untuk daerah-daerah mitra IKN, sebelum daerah lain dilibatkan.
“Selain ini, saya sangat berharap akan ada akses yang lebih mudah untuk bisa melihat kebudayaan Dayak, sekaligus akan memajukan ekonomi dan budaya lokal di sini,” kata Alimuddin. Kemudahan akses yang dimaksud Alimuddin adalah jalan tembus dari IKN ke arah Kabupaten Kutai Barat (Kubar), agar dapat melihat langsung aneka budaya asli masyarakat Dayak di Kubar.
Kemudahan akses ini adalah jalan tembus dari Kelurahan Sotek di Penajam Paser Utara (PPU) ke Desa Resak di Kabupaten Kubar sekitar 57 km. Saat ini sudah ada jalan eks perusahaan, kemudian ke Bongan, lalu ke Melak. Jika jalan ini jadi, maka akses ke IKN akan semakin dekat, sehingga Pemkab Kubar bersama masyarakat setempat dengan mudah memasok hasil bumi ke IKN, bahkan ke Pelabuhan PPU, termasuk akses pendekat ke Bandara Sepinggan juga akan lebih mudah.
“Sejak saya Kepala Dinas PUPR di PPU, sudah membuat perencanaan dan sudah disetujui oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Waktu itu dengan catatan tidak diizinkan melakukan kegiatan sebelum ada amdal oleh Pemprov Kaltim, karena untuk menghubungkan dua kabupaten antara PPU dan Kubar, bahkan ke Kabupaten Paser,” katanya. (Ant/SB)