BANGLI – Air Danau Batur Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, kembali dilaporkan berubah warna menjadi kehijauan atau hijau tosca. Fenomena perubahan warna danau yang berada di kawasan Gunung Batur itu terpantau sejak beberapa hari lalu.
Pakar Geologi Pusat Pengembangan SDM Geologi, Mineral, dan Batubara Kementerian ESDM Suryo Hespiantoro mengaku masih mendalami penyebab pasti perubahan warna air Danau Batur. Menurutnya, perubahan warna air danau disebabkan banyak faktor.
“Kasus yang terjadi saat ini juga harus kami pastikan ya dengan tes,” tegas Suryo dikonfirmasi detikBali, Minggu (8/1/2023)
Beberapa kemungkinan yang menyebabkan perubahan warna danau di antaranya aspek meteorologi, yakni pergantian cuaca. Tiupan angin kencang terus-menerus selama beberapa waktu bisa saja terjadi di dasar danau. Lapisan air kemudian bergerak dari dalam mengisi lapisan air permukaan atau naik ke permukaan yang disebut dengan upwelling.
Ia menegaskan, kemungkinan tersebut tetap harus dibuktikan dengan serangkaian pengujian, meski perubahan air Danau Batur merupakan fenomena tahunan. Menurutnya, kasus serupa yang terjadi di beberapa danau lain di Indonesia juga dimungkinkan karena faktor zat-zat tumbuhan di dasar danau. Termasuk adanya kemungkinan pencemaran.
Sementara terkait dugaan semburan belerang, Suryo justru menyebut kemungkinan itu sangat kecil. Apalagi dari beberapa laporan menyebut tidak ada dampak terhadap budidaya ikan.
Menurutnya, sejauh ini tidak terlihat peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Batur di sebelah danau meski gunung api dengan ketinggian 1.717 meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu berstatus aktif. “Saat ini (Gunung Batur) masih aktif normal,” tegasnya.
Suryo mengimbau masyarakat untuk tidak panik atau khawatir atas fenomena perubahan warna air Danau Batur ini. Di sisi lain, ia akan melakukan pengujian terhadap air danau untuk memastikan penyebab perubahan warna. (iws/has/dtc)